Militer Amerika Serikat mengklaim penempatan kekuatan militer mereka di kawasan Teluk Persia telah memaksa Iran mundur dan melakukan penghitungan ulang. Meski demikian tingkat ancaman masih dianggap tinggi dan serius.
Amerika telah menempatkan sejumlah platform militer mereka seperti kelompok tempur kapal induk, jet tempur, bomber dan sejumlah pasukan darat ke wilayah Teluk Persia, mengutip ancaman yang tidak diungkapkan dari Iran.
Kenneth Franklin “Frank” McKenzie, Komandan Komando Pusat Amerika, mengatakan dia yakin tindakan militer yang diambil oleh Washington membuat Iran “mundur dan menghitung ulang”, tetapi ancaman dari Teheran tetap “tinggi”.
Berbicara kepada wartawan di Baghdad, McKenzie mengatakan dia tidak yakin apakah gerakan militer Amerika membuat kesan yang bertahan lama di Teheran.
“Ini penilaian saya bahwa ini telah menyebabkan Iran sedikit mundur, tetapi saya tidak yakin mereka secara strategis mundur,” katanya kepada The Associated Press dan dikutip Sputnik.
Dalam wawancara terpisah dengan NBC, dia juga mengatakan dia merasa “ancaman sudah dekat”. “Mereka menyelidiki kelemahan setiap saat,” katanya. “Saya akan mengatakan ancaman mungkin telah berevolusi dengan cara tertentu bahkan ketika postur pertahanan kita telah berubah dan menjadi lebih agresif”.
McKenzie, yang mengambil alih pimpinan Centcom tak lama sebelum ketegangan dengan Iran mulai meningkat dengan cepat, adalah yang pertama yang meminta penempatan pasukan tambahan ke wilayah tersebut.
Berbicara dengan para jurnalis, ia mencatat bahwa intelijen yang ia miliki tentang ancaman Iran adalah “jelas” dan “menarik” serta menambahkan bahwa dugaan ancaman dari Iran “canggih, segera dan sangat spesifik”. Namun dia menolak untuk memberikan secara spesifik.
McKenzie dan pejabat militer lainnya sedang berjuang untuk menyeimbangkan antara jumlah pasukan yang diperlukan untuk mencegah serangan dengan menunjukkan kesiapan untuk merespons secara defensif dan mengerahkan pasukan militer yang lebih besar ke wilayah tersebut.
“Secara kumulatif, semua ini menyebabkan mereka mundur dan menghitung kembali jalan yang mereka lalui,” kata McKenzie.
Panglima Militer Amerika Jenderal Joseph Dunford menyebut ancaman itu “secara kualitatif” berbeda dari yang sebelumnya, dan menambahkan bahwa ancaman itu “lebih merupakan kampanye”.