Tu-22M3M Backfire Mulai Membuktikan Kemampuan Baru
Tu-22M3M/TASS

Tu-22M3M Backfire Mulai Membuktikan Kemampuan Baru

Model terbaru dari pembom Tu-22M Rusia melakukan penerbangan perdananya pada 28 Desember 2018 lalu. Pesawat ini memiliki kokpit kaca digital modern dan kontrol mesin dan penanggulangan peperangan elektronik, serta kemampuan untuk menggunakan senjata udara ke permukaan dengan presisi.

Saluran TV Rusia Zvezda telah menyediakan rekaman pesawat supersonik mutakhir, Tupolev Tu-22M3M yang oleh NATO disebut sebagai Backfire yang berpartisipasi dalam pengujian. Penerbangan ini untuk membuktikan kemampuannya dalam berbagai kondisi cuaca dan ketinggian.

Pesawat perang cepat lepas landas dengan sayap yang terbentang tetapi kemudian melipatnya untuk berubah menjadi bentuk seperti panah.

Rusia meningkatkan beberapa Tu-22M Backfire milik mereka dengan mesin dan senjata baru, yang berpotensi meningkatkan kemampuan pembom ini untuk menyerang kelompok tempur kapal induk Amerika.

Selama Perang Dingin, bomber Backfire Soviet mewakili salah satu ancaman paling serius terhadap kelompok tempur kapal induk Angkatan Laut Amerika.

Tu-22M3M, mewakili kemampuan yang ditingkatkan di hampir setiap bidang kecuali kemampuan siluman. Sebanyak 30 dari 67 Tu-22M3 Rusia akan menerima peningkatan dan memasuki layanan mulai tahun 2021.

Berdasarkan data terbuka upgrade M3M menambah mesin dan senjata baru hingga sangat memperluas jangkauan serangan bomber sayap ayun tersebut.

Tu-22M3M seharusnya memiliki kemampuan terbang yang lebih jauh karena mesin NK-32-02 yang baru sama dengan yang digunakan pada bomber Tu-160M2 baru yang akan meningkatkan jangkauannya sekitar 600 mil .

Daya tahan terbang 3.700 mil, yang secara kasar diterjemahkan menjadi kisaran 1.850 mil (karena harus pulang pergi), dapat memungkinkan Backfire yang ditingkatkan untuk menyerang target di Atlantik tengah.  Dengan senjata baru, Tu-22M3M yang dapat terbang lebih jauh dapat menimbulkan ancaman baru bagi kapal-kapal Amerika dan target lainnya.

Selain rudal serangan darat baru [Kh-101 dan Kh-555], dilaporkan akan ada setidaknya dua rudal berkecepatan hipersonik (nuklir dan konvensional)  dengankemampuan serangan darat dan anti-kapal.

Pada masa lalu Amerika pernah terkecoh dengan kemampuan bomber ini. Pada 1970-an Angkatan Udara Amerika mengasumsikan Tu-22M adalah pembom antarbenua yang mampu menyerang Amerika Serikat dari pangkalan-pangkalan di Rusia dengan jarak lebih dari 4.000 mil, yang berarti pesawat bisa menempuh perjalanan pulang pergi sejauh 8.000 mil. Terbukti asumsi itu salah.

Semua orang berpikir itu setara dengan Rockwell B-1 Angkatan Udara Amerika  dan memiliki jangkauan yang sama sekitar 6.000 mil tanpa pengisian bahan bakar. Tetapi berdasarkan pada data dan fakta Backfire hanya memiliki ruang untuk sekitar 50 ton bahan bakar, sekitar dua pertiga dari apa yang dipikirkan semua orang.

Rusia kemudian mengkonfirmasikan bahwa Backfire bukanlah pembom strategis jarak jauh, tetapi pembom menengah yang misi utamanya adalah melemparkan rudal ke kapal perang Amerika di Atlantik timur.

Baca juga:

Tu-22 Backfire, Mimpi Buruk Kapal Induk Amerika