India telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Prancis dan Dassault Aviation untuk mengakuisisi 36 jet tempur Rafale dengan harga lebih dari 7,8 miliar euro.
Sumber-sumber Angkatan Udara India telah memberi tahu ANI tentang kemungkinan pangkalan untuk pesawat tempur Rafale baru yang diperkirakan akan tiba di negara itu segera.
“Unit pertama yang menerima pesawat tempur Rafale adalah Skuadron 17 yang sebelumnya terletak di Bhatinda di Punjab dan sekarang akan dialihkan ke Ambala di Haryana,” tulis media tersebut.
Pada saat yang sama, menurut sumber, satu skuadron jet tempur akan berbasis di Hasimara, Benggala Barat, lebih dekat ke perbatasan China, karena Pangkalan Udara Saraswat di Uttar Pradesh tidak dapat menampung pesawat karena masalah pembebasan lahan.
Skuadron 17, yang dikenal sebagai “Panah Emas” dibentuk oleh Kepala Staf Angkatan Udara India Marsekal Birender Singh Dhanoa pada tahun 1999 selama konflik Kargil antara India dan Pakistan.
Ditempatkan di perbatasan China menjadikan Rafale akan berhadap-hadapan dengan jet tempur Su-35 China yang dibeli dari Rusia. Negara ini telah menerima 24 jet tempur yang mereka beli. Lantas bagaimana perbandingan dua jet tempur tersebut?

Untuk performa, Su-35 tetap lebih unggul dibandingkan Rafale. Pesawat yang dirakit perusahaan penerbangan asal Rusia, Sukhoi ini bisa menjangkau 3.600 km dengan kecepatan penuh 2.25 Mach atau 2.390 km per jam serta mencapai ketinggian maksimal 59.100 kaki. Kemampuan ini tidak lepas karena didukung dua mesin kuat Saturnus Izdeliye 117 yang mengeluarkan daya dorong masing-masing 31.900 poun.
Sementara Rafale dengan bobot sekitar 9,5 ton didukung dua mesin Snecma 2 M88. Pesawat menggunakan canards untuk meningkatkan manuver yang sangat penting untuk pertempuran udara terutama jarak dekat atau dogfights.
Perpaduan badan yang 70 persennya terbuat dari material komposit yang ringan dan dorongan dua mesin turbofan M88-2 membuat Rafale memiliki kemampuan supercruise, yakni mampu melesat hingga kecepatan supersonik (1,87 Mach) tanpa afterburner.
Yang berbahaya adalah kemampuan Su-35 justru pada kecepatan rendah. Flanker-E memiliki tiga dimensi dorong vectoring dan kemampuan manuver luar biasa pada kecepatan rendah.
Salah satu keunggulan yang dimiliki Su-35 adalah terpasangnya radar Irbis-E yang bisa mengendus keberadaan Rafale atau 30 pesawat tak dikenal lainnya, dengan tembakan radar mencapai 120 derajat dalam jarak 400 km lebih.
Keberadaan sistem pencari dan pendeteksi infra-merah (IRST) memiliki jarak jangkau hingga 80 km. Peralatan ini membuat jet tempur ini dapat mendeteksi, memilih dan mengintai empat target di darat serta dua target bergerak.
Sedangkan dari segi avionik, Dassault mengklaim Rafale sebagai pesawat pertama buatan Eropa yang menggunakan perangkat radar pemindai elektronik aktif (AESA), yang mampu melacak banyak sasaran dan ancaman di sekitar pesawat secara simultan dalam kondisi segala cuaca dan tahan gangguan pengacak radar musuh.
Pesawat ini juga dilengkapi sistem peperangan elektronik SPECTRA, yang mampu mendeteksi berbagai jenis musuh dari jarak jauh sehingga memungkinkan pilot memilih metode pertahanan paling efektif. Sistem ini dijalankan berdasarkan basis data musuh, yang bisa ditentukan sendiri dan diperbarui sewaktu-waktu
Untuk lebih jelas, berikut perbandingan dua jet tempur dari berbagai sisi: