Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menangguhkan pelatihan jet tempur canggih F-35 bagi pilot-pilot Turki sebagai bagian dari sanksi kepada Ankara jika tetap menjalankan rencananya membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia.
Sejumlah sumber militer sebagaimana dikutip Reuters mengatakan Washington belum mengambil keputusan akhir terkait rencana tersebut. Pertimbangan dilakukan setelah Turki menunjukkan tanda-tanda akan terus dengan rencananya membeli S-400.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan pada 22 Mei bahwa para personel militer Turki sedang menjalani pelatihan di Rusia untuk mengoperasikan S-400. Ia juga mengatakan Rusia kemungkinan akan mengirimkan personelnya juga ke Turki.
Pilot-pilot Turki juga sedang mengikuti pelatihan di Pangkalan Udara Luke di Arizona. Tidak ada kejelasan soal apakah keputusan untuk menangguhkan pelatihan tersebut akan berarti bahwa pilot-pilot Turki itu diharuskan meninggalkan Amerika atau akan diizinkan tetap berada di pangkalan sampai keputusan akhir soal masa depan Turki dalam program F-35 diambil.
Amerika telah secara terang-terangan mengatakan bahwa Turki tidak boleh memiliki S-400 dan menjadi bagian dari program F-35. Pesawat F-35 dibuat oleh Lockheed Martin Corp.
Jika Turki dikeluarkan dari program tersebut, langkah itu akan menjadi pemutusan terparah dalam sejarah hubungan kedua sekutu NATO itu, kata para pakar.
“Washington sedang memberikan pesan bahwa pihaknya lebih baik tidak memutuskan hubungan militer dengan Turki tapi, pada saat yang sama, memperlihatkan bahwa pihaknya siap melakukan langkah itu jika Ankara tidak mengubah rencananya soal pembelian S-400,” kata Soner Cagaptay, direktur kajian Turki pada Washington Institute.
Hubungan yang menegang antara Washington dan Ankara tidak hanya menyangkut F-35 tetapi juga antara lain terkait strategi yang berlawanan soal Suriah, sanksi Iran serta penahanan staf konsuler Amerika di Turki.
Baca juga: