Sebuah buku baru menunjukkan peran penting kapal selam Inggris dalam dua perang dunia dan pekerjaan yang melelahkan yang dilakukan kru mereka.
Buku yang British Submarines In Two World Wars dan ditulis sejarawan angkatan laut terkenal normad Friedman ini menampilkan sejumlah foto-foto menarik di antaranya empat kapal selam yang duduk berdampingan di perairan Australia pada tahun 1945, seorang pelaut pemberani yang mengemudikan kapal selam ‘cebol’, dan ruang kendali sempit sempit.
Buku ini mengupas secara mendalam tentang evolusi konflik bawah laut dan perannya dalam perang terbesar abad ke-20.
“Angkatan Laut Inggris tidak membuat kapal selam, tetapi pada tahun 1914 mereka adalah operator kapal selam terkemuka di dunia,” jelas Friedman sebagaimana dilaporkan Daily Mail Senin 27 Mei 2019.
“Itu sangat inovatif. Sebagai contoh, ada kapal selam khusus anti-kapal selam yang menjadi begitu penting setelah Perang Dunia Kedua.”
Armada kapal selam Perang Dunia I dapat dilihat sebagai leluhur kapal selam nuklir cepat modern yang ditujukan untuk dukungan langsung kelompok-kelompok pertempuran.
“Pada tahun 1914 Angkatan Laut Inggris menganggap kapal selam merupakan bagian integral dari strateginya. Seperti kapal-kapal Angkatan Laut Kerajaan lainnya, kapal selam banyak dipengaruhi oleh pergeseran strategis dari tahun-tahun antar perang, dari penekanan pada perairan Eropa ke Timur Jauh dan kemudian kembali ke perairan Eropa. Pergeseran ini terlihat dalam desain kapal selam Inggris.”
Angkatan Laut Inggris menurut Friedman tidak membeli kapal selam sampai 1901 bukan karena konservatisme tetapi karena sampai saat itu kapal selam tidak mempengaruhi strateginya. Negara ini terus mencermati perkembangan kapal selam asing. “Pertanyaannya selalu kapan kapal selam sampai ke titik bahwa mereka dapat mempengaruhi operasi angkatan laut Inggris.”
Dan akhirnya mereka melakukannya hingga pada 1914 Inggris memiliki armada kapal selam terbesar di dunia.
Perang Dunia Pertama adalah perang kapal selam pertama. Kapal selam Inggris beroperasi secara efektif di Laut Utara, Mediterania, dan Baltik. Pengalaman ini membentuk armada kapal selam Inggris antar perang.
Layanan ini berkembang pesat setelah tahun 1914. Pada saat itu terdiri dari 62 kapal selam, dengan 168 perwira dan 1.250 prajurit. Pada 11 November 1918, total 133 kapal selam beroprasi dengan personel menjadi 444 perwira dan 4196 prajurit.
Selama Perang Dunia Pertama, kapal selam Inggris hampir menutup Baltik untuk menghalangi lalu lintas bijih besi Jerman. Kapal selam ini juga membantu memblokir pasokan tentara Turki yang bertempur di Gallipoli, mencegah korban leih besar selama bencana Gallipoli.
Kapal selam Inggris adalah elemen utama dalam pertempuran Laut Utara, dan mereka membantu memerangi ancaman U-boat yang menghancurkan pengiriman pasukan sekutu.
Pelajaran yang diperoleh dalam Perang Dunia I dapat diterapkan pada operasi kapal selam Inggris di Perang Dunia II.
“Orang pasti paham peran kapal selam Amerika dalam mencekik Jepang, tetapi mungkin tidak tahu bagaimana kapal selam Inggris di Mediterania berperang secara paralel tetapi berhasil mencekik pasukan Jerman di Afrika Utara,” lanjut Friedman.
Seperti armada Amerika, kapal selam Inggris antar-perang sebagian besar dirancang dengan tuntutan kemungkinan Perang Pasifik.
Selama Perang Dunia II, Angkatan Laut Inggris juga mengoperasikan kapal selam cebol dan torpedo berawak (Chariots), kapal kecil yang dapat beroperasi secara diam-diam dan dalam kerahasiaan maksimal. Mereka dirancang untuk menyerang kapal selam musuh yang dilindungi pelabuhan lapis baja berat.
Buku Two World Wars iniditerbitkan oleh Pen and Sword Books, akan dirilis Juni 2019 mendatang.
Baca juga:
Pada Hari-Hari Terakhir Perang Dunia II, Jepang Menurunkan Kapal Selam Kamikaze