Di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Amerika dan Iran, Donald Trump membuat pernyataan sedikit lunak dengan mengatakan mereka tidak ingin menggulingkan pemerintahan resmi di Teheran.
Saat melakukan kunjungan ke Jepang, Trump juga mengatakan mempertimbangkan negara sekutunya di Asia tersebut bertindak sebagai mediator dalam kemungkinan pembicaraan damai antara Iran dan Amerika Serikat.
Amerika Serikat tidak ingin menggulingkan pemerintah Iran, Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Senin, ketika ketegangan antara kedua negara berkobar dengan Washington mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut.
“Saya tahu begitu banyak tentang orang Iran, mereka adalah orang-orang hebat. Ini [Iran] memiliki peluang untuk menjadi negara yang hebat, dengan kepemimpinan yang sama. Kami tidak mencari upaya perubahan rezim, saya hanya ingin menjelaskannya,” kata Trump pada konferensi pers di Tokyo Senin 27 Mei 2019 sebagaimana dikutip Sputnik. “Saya pikir kami akan membuat kesepakatan dengan Teheran,” tambahnya.
Trump berada di Jepang pada kunjungan empat hari dan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang dipandang sebagai sekutu terdekat Trump di Asia. Jepang dilaporkan oleh media lokal sedang mempertimbangkan kunjungan ke Iran pada Juni dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang rusak antara Washington dan Teheran.
Surat kabar Yomiuri Shimbun melaporkan pada Senin, mengutip sumber-sumber pemerintah, bahwa Abe menyampaikan niatnya tersebut ke Trump dalam percakapan pribadi, dan presiden Amerika mendukung gagasan itu.
Sementara itu, seorang diplomat top Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa Teheran siap untuk mengadakan pembicaraan dengan semua negara Teluk Persia tetapi mengesampingkan setiap pembicaraan langsung atau tidak langsung dengan Amerika.
Setelah periode pemulihan hubungan di bawah Barack Obama, hubungan Amerika-Iran semakin memburuk sejak Donald Trump menjabat. Ketegangan mulai meningkat tahun lalu setelah Trump menarik Amerika dari perjanjian nuklir 2015, dengan alasan ketidakmampuannya untuk mencegah Iran mengejar pengembangan senjata nuklir.
Washington juga menerapkan kembali sejumlah sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap negara kaya minyak itu.
Pada 8 Mei, Teheran mengumumkan bahwa pihaknya membatalkan bagian dari perjanjian nuklir dan memberi Uni Eropa ultimatum 60 hari untuk menemukan cara yang efektif untuk membantunya menghindari sanksi Amerika dan mengancam akan meningkatkan pengayaan uranium.
Baru-baru ini, Pentagon mulai membangun kehadiran militernya di sekitar Iran. Selain mengerahkan kelompok tempur kapal induk dan bomber, Amerika juga mengirimkan rudal patriot, jet tempur F-15 dan akan menambah 1.500 personel militer ke kawasan Timur Tenggah.