Turki telah lama mencari pemasok sistem pertahanan udara dan pada Desember 2017, akhirnya menetapkan pandangannya pada S-400 Rusia. Namun, keputusan Ankara memicu kemarahan salah satu sekutu NATO-nya – AS.
Negar-negara NATO ikut merayu agar Turki membatalkan pembelian sistem rudal pertahanan S-400 dari Suriah. Prancis misalnya, menawarkan akan menggelar satu skuadron sistem pertahanan udara Surface-to-Air Missile Platform/Terrain (SAMP/T). Penawaran itu disampaikan selama negosiasi antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron,
Televisi NTV mengutip Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar melaporkan pembicaraan hanya melihat penyebaran satu baterai SAMP / T. Menteri mengatakan bahwa sistem Patriot Spanyol sudah digunakan di Incirlik dan bahwa SAMP / T Italia terletak di Kahramanmaras.
Pengumuman ini datang di tengah konflik antara amerika dan Turki atas rencana yang terakhir untuk mendapatkan sistem pertahanan udara S-400 Rusia musim panas ini. Washington menegaskan bahwa sistem itu tidak akan dapat diintegrasikan dengan jaringan pertahanan udara NATO dan bahwa itu merupakan ancaman bagi jet F-35 yang telah dipesan oleh Turki.
SAMP / T adalah sistem pertahanan udara otonom yang dipersenjatai dengan rudal permukaan ke udara Aster 30 yang mampu menumbangkan rudal balistik dan pesawat musuh, tidak seperti Patriot, yang hanya mampu mencegat rudal.
Sementara itu Jerman juga mendesak Turki membatalkan perjanjiannya untuk membeli sistem S-400, karena perjanjian itu bertentangan dengan kepentingan mitra Ankara di NATO, dan sebagai gantinya memilih untuk membeli Patriot buatan Amerika.
“Penyebaran sistem ini oleh Turki dapat memicu sanksi Amerika, yang akan bertentangan dengan kepentingan Turki dan NATO. Dalam hal ini, pemerintah Jerman akan menyambut revisi keputusan Turki, mengingat postur transatlantiknya,” kata juru bicara kabinet Steffan Seibert.
Amerika sebelumnya juga telah mengultimatum Turki dengan memberi waktu hingga minggu pertama Juni 2019 untuk membatalkan pembelian dari Rusia. Jika tidak, Washington mengancam akan menerapkan sanksi yang benar-benar keras keapda Ankara.
Turki telah berulang kali menolak permintaan untuk membatalkan pengiriman S-400, yang akan dilakukan paling cepat Juli, dan mengatakan itu adalah kesepakatan yang telah dilakukan.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa sekelompok personel militer Turki telah tiba di Rusia untuk belajar mengoperasikan sistem pertahanan udara tersebut.