Bergabung dengan Kapal Induk Amerika, Pasukan Khusus Inggris Terbang ke Timur Tengah
Pasukan Elite SBS Inggris/The Sun

Bergabung dengan Kapal Induk Amerika, Pasukan Khusus Inggris Terbang ke Timur Tengah

Pasukan Khusus Inggris dilaporkan telah terbang ke Timur Tengah dalam rangka misi rahasia untuk menolak kemungkinan serangan Iran terhadap kapal dagang.

The Sun melaporkan Senin 20 Mei 2019 anggota elite Special Boat Service (SBS) dilaporkan telah bergabung dengan tanker minyak Inggris yang menuju ke Teluk Persia, kemudian ditugaskan untuk memantau aktivitas militer Iran di sekitar Pulau Qesham, rumah bagi kapal-kapal perang angkatan laut negara itu.

Setelah kru SBS melewati Selat Hormuz, laporan mengklaim helikopter Royal Navy Merlin yang beroperasi di Oman akan mengangkut mereka dari kapal dan membawanya bergabung dengan kelompok tempur kapal induk Amerika.

Kementerian Pertahanan Inggris menolak memberikan tanggapan ketika dihubungi oleh The Sun Online, dengan seorang juru bicara menyatakan mereka tidak pernah berkomentar tentang Pasukan Khusus.

Langkah militer datang tak lama setelah kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln tiba untuk patroli di Laut Arab.

Amerika telah mengerahkan kapal induk dan pembom B-52 ke Teluk Persia untuk menangkal ancaman dari Teheran. Washington juga memiliki rencana untuk mengerahkan hingga 120.000 tentara ke Timur Tengah seandainya Iran menyerang pasukan Amerika.

Namun, Presiden Amerika dikatakan semakin frustrasi dengan penasihat hawkish yang ia yakini mencoba untuk membawanya ke dalam konflik bersenjata.

Dia sekarang ingin mengubah perdamaian dan mendukung janji lama untuk menarik Amerika dari perang asing yang mahal, lapor Washington Post.

Trump berkampanye untuk menghindari konflik di luar negeri, tetapi juga mengambil garis yang lebih keras tentang Iran dan menarik diri dari kesepakatan nuklir – yang dia lakukan setelah menjabat.

Surat kabar itu mengutip seorang pejabat senior pemerintahan yang mengatakan Trump semakin marah dengan apa yang dia lihat sebagai perencanaan perang yang melampaui pemikirannya sendiri.

Mengutip beberapa pejabat Amerika, koran itu sekarang melaporkan Trump lebih memilih pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan ingin berbicara langsung dengan para pemimpin Iran.

“Dia tidak nyaman dengan semua pembicaraan ‘pergantian rezim’  di telinganya karena mengingatkan lagi tentang situasi untuk melengserkan Presiden Irak Saddam Hussein sebelum invasi Amerika 2003.

Baca juga:

Pasukan Khusus Inggris Gunakan Musik Bollywood untuk Lawan ISIS