Angkatan Darat Kerajaan Thailand telah meluncurkan prosedur untuk pembelian kendaraan tempur infanteri Stryker M1126 bekas namun diperbarui.
Bangkok Post sebagaimana mengutip sumber Angkatan Darat Thailand melaporkan Royal Thai Armed Force telah mencapai kesepakatan untuk membeli 37 kendaraan lapis baja Stryker yang diperbaharui, senilai US$ 80 juta atau sekitar Rp1,2 triliun dari Amerika Serikat.
Media itu sebagaimana dikutip Defense Blog Juga mencatat bahwa 23 kendaraan tempur akan ditransfer karena didanai oleh bantuan militer Amerika.
Stryker adalah keluarga kendaraan tempur delapan roda yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 62 mph di jalan raya, dengan jangkauan 312 mil. Diperkenalkan pada tahun 2000, Stryker dengan berat sedang memberikan kemampuan serbaguna, kemampuan bertahan hidup, tingkat mematikan, dan kemampuan manuver.
Konfigurasi kendaraan Stryker termasuk kendaraan pengintaian nuklir, kimia dan biologis; kendaraan pengangkut misil anti-tank dan evakuasi medis; dan pembawa untuk mortir, regu teknisi, regu infanteri, kelompok komando, dan tim pendukung tembakan.
Paket pembelian mencakup sistem komunikasi serta senjata, hanggar, pengembangan lapangan praktik, suku cadang, dan pemeliharaan.
Sebelumnya diperkirakan tentara Thailand mungkin akan melakukan pembelian kendaraan angkut personel lapis baja VN1 buatan China, tetapi panglima militer Apirat Kongsompong berhasil mengamankan kesepakatan dengan Amerika, kata sumber itu.
Jenderal Apirat telah menghadiri banyak program dan kegiatan pelatihan militer di Amerika. Hubungan antara tentara Thailand dan Amerika sangat kuat di bawah kepemimpinannya, dengan partisipasi tentara Thailand dalam latihan bersama yang disebut Lightning Forge 2019 di Hawaii di antara kegiatan yang dirancang untuk memperkuat ikatan.
Program ini diharapkan untuk maju melalui mekanisme Penjualan Militer Asing Amerika dengan batch pertama Stryker ICV dikirim pada akhir 2019. Strykers akan dikirim ke Divisi Infanteri ke-11 yang berbasis di Chachoengsao.