Prancis mengatakan serangan pesawat tanpa terhadap saluran pipa minyak Arab Saudi yang diklaim oleh kelompok Houthi merupakan tindakan yang tak dapat diterima, yang mengancam keamanan kawasan.
Pihaknya juga memperingatkan semua pihak untuk menghindari eskalasi yang dapat merusak pembicaraan damai Yaman.
“Prancis mengutuk keras serangan drone terhadap pipa saluran minyak Arab Saudi yang diakui oleh kelompok al-Houthi. Serangan ini, yang mengacaukan keamanan Arab Saudi sekaligus stabilitas kawasan, merupakan tindakan yang tak dapat diterima,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Agnes von der Muhll, dalam satu pernyataan Rabu 15 Mei 2019.
“Prancis meminta semua pihak agar menahan diri dari bentuk eskalasi apapun yang berpotensi membahayakan proses politik untuk mengakhiri konflik Yaman,” kata dia.
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syeikh Dr. Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais juga mengecam serangan terhadap dua kilang minyak milik perusahaan minyak dan gas Aramco di wilayah Dawadmi dan Afif, Kota Riyadh, Arab Saudi.
Dalam keterangan itu Syeikh as-Sudais menegaskan bahwa serangan ke wilayah kilang minyak dan fasilitas umum adalah tindakan teror yang tidak dibenarkan dalam syariat Islam.
Menurut dia, serangan keji dan aksi teror yang dilakukan oleh penjahat itu hanyalah upaya gagal untuk menggerogoti nikmat rasa aman yang diraih oleh Kerajaan Arab Saudi dan usaha untuk menghancurkan sumber dayanya.
Serangan tersebut juga dianggap sebagai manuver tangan-tangan dengki terhadap negeri tauhid yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tersesat dan menyimpang.
“Sesungguhnya aksi teror yang dilancarkan di bulan berkah ini, bulan kebaikan, puasa dan qiyamullail, bulan Alquran dan kekhusyuan merupakan bukti nyata kesesatan manhaj (cara hidup) para oknum ini, yang mana mereka tak mempertimbangkan kesucian waktu, serta kehormatan hak dan maslahat sama sekali. Mereka tak memperhatikan agama Allah, tidak mengindahkan batasan Allah, melanggar perjanjian yang syari dan kesepakatan negara yang mengecam tindakan jahat ini,” kata Assudais.
Sebelumnya Menteri Energi, Industri dan Sumberdaya Mineral Arab Saudi, Khalid A. Al-Falih menyatakan bahwa dua stasiun pemompaan minyak yang berada di jalur pipa Timur-Barat telah diserang oleh pesawat tanpa awak bersenjata (armed drone) pada 14 Mei 2019 antara pukul 06.00-06.30 pagi.
Serangan itu menyebabkan kebakaran dan kerusakan kecil pada Stasiun Pemompaan Nomor 8. Jalur pipa itu mengirimkan minyak Saudi dari Provinsi Sebelah Timur ke Pelabuhan Yanbu.
Aramco telah mengambil langkah penanganan dan menghentikan operasi jalur pipa itu untuk sementara waktu. Menteri Al-Falih menegaskan bahwa Kerajaan mengecam serangan itu.
Dia menekankan bahwa aksi terorisme dan sabotase di Teluk Arab tidak saja menyasar Kerajaan Arab Saudi tapi juga keamanan suplai minyak dunia dan ekonomi global. Menteri menegaskan bahwa serangan itu tidak mempengaruhi produksi minyak Saudi.