Lewat Pertempuran Sengit, Soviet Merebut Jet Tempur F-86 Amerika
F-86 Sabre

Lewat Pertempuran Sengit, Soviet Merebut Jet Tempur F-86 Amerika

Perang Korea menjadi salah satu perang yang melibatkan dua kekuatan penting yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keduanya juga menggunakan kesempatan perang tersebut untuk menguji teknologi militer terbaru, termasuk jet tempur.

Baik Soviet dan Amerika memiliki tujuan yang sama. Bagaimana mendapatkan contoh pesawat musuh untuk kemudian membongkarnya guna mengetahui kelebihan dan kelemahannya.

Dan dalam hal ini Soviet mendapat kesempatan pertama ketika mereka berhasil mengalahkan F-86 Sabre pada Oktober 1951.

Dikisahkan, pada 6 Oktober 1951, Letnan Bill N. Garrett dari Angkatan Udara Amerika terlibat pertempuran dengan MiG-15 yang mendapat posisi lebih baik dari dia. Garrett berhasil keluar dari pertarungan yang tidak menguntungkan tersebut, tapi mesin dan kursi ejeksinya rusak.

Garrett kemudian melarikan diri ke laut, MiG-15 lain menangkap bayangan dia dan mulai mengejarnya. Pilot Amerika mulai manuver mengelak tetapi tembakan Soviet merobek pesawatnya. MiG terus mengejarnya hingga kemudian Garrett memilih untuk mendaratkan pesawatnya di air. Tetapi pesawat tidak mendarat di air yang dalam dan terjebak di Lumpur pantai hingga tubuh pesawat masih terlihat.

Garrett diselamatkan oleh tim penyelamat yang harus mendarat di air di bawah tembakan mortir dari pantai. Garrett nyaris tidak berhasil diselamatkan. Dia kemudian meninggalkan jetnyayang akan menjadi target yang diperebutkan.

MiG-15Benar saja, di lokasi kecelakaan segera terjadi pertempuran sengit Sabre dan MiG untuk menguasai wilayah tersebut guna memperebutkan pesawat yang jatuh. Soviet kehilangan tujuh jet dan tidak bisa menembak satupun Sabre.

Sementara di bawah gelombang pasang pun datang, bangkai pesawat Amerika pun tertutup air.  Soviet tidak menyerah. Mereka memaksa untuk membongkar jet semalam ketika air pasang surut. Ratusan buruh China dikerahkan untuk menarik dan membongkar pesawat. Sementara kapal AS menembaki mereka, tim Soviet membongkar pesawat dan membawa dengan truk.

Kemudian Rusia secara hati-hati memindahkan truk-truk besar ke perbatasan utara, bergerak terutama pada malam hari. Satu kali mereka gagal mencapai daerah tertutup matahari terbit. Sebuah pesawat Amerika melihat konvoi dan menyerang truk dengan roket. Truk berhasil lolos.

Tempur Amerika lain ditangkap beberapa minggu kemudian pada 24 Oktober, memberikan insinyur Rusia dua contoh untuk studi.

Angkatan Udara AS memperkirakan setelah perang Sabre yang ditembak jatuh di Korea, setidaknya 75 persen kondisinya masih utuh dan seluruhnya dipulihkan oleh Soviet.  Setidaknya salah satu dari pesawat pulih, diperbaiki, dicat, dan masuk layanan pasukan komunis melawan Amerika. Sementara Amerika baru bisa memiliki MiG-15 dua tahun kemudian ketika pilot Korea ada Kum Sok membelot dengan membawa jet terebut ke Amerika Serikat.

Baca juga:

Perang Dingin di Langit: F-86 Sabre vs Mig-15