Gedung Putih Berikan Nomor Telepon Khusus ke Iran Jika Ingin Menghubungi Trump
Donald Trump/ linehaber

Gedung Putih Berikan Nomor Telepon Khusus ke Iran Jika Ingin Menghubungi Trump

Gedung Putih dilaporkan telah memberikan nomor khusus yang bisa digunakan Iran jika ingin menghubungi Presiden Donald Trump. Nomor itu tidak diserahkan langsung ke Teheran, namun melalui otoritas Swiss.

Laporan ini muncul di tengah ketegangan antara Iran dan Amerika meningkat minggu ini, dengan Washington mengerahkan kelompok pemogokan kapal induk dan pembom berkemampuan nuklir di dekat perbatasan Iran.

Sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya kepada CNN mengatakan  otoritas Swiss akan menyerahkan nomor itu ke Teheran hanya jika pemerintah Iran memintanya. Namun diperkirakan tidak mungkin Iran akan meminta nomor tersebut.

Swiss dipilih karena kedutaan negara tersebut di Teheran bertugas mewakili kepentingan Amerika di Iran setelah kedua negara memutuskan hubungan pada 1980 setelah revolusi.

Pada hari Kamis, Trump mendesak para pemimpin Iran untuk menghubunginya guna membahas ketegangan antara kedua negara, dengan mengatakan dia “ingin melihat mereka menelepon”, dan Amerika “terbuka untuk berbicara dengan mereka.”

Sebelumnya, Yadollah Javani, wakil komandan Pengawal Revolusi Iran, mengatakan bahwa Iran tidak memiliki rencana untuk berbicara dengan Amerika dan melihat Washington sebagai mitra negosiasi “yang tidak dapat diandalkan”. Dia menambahkan bahwa Amerika keliru jika merasa bisa mengintimidasi Iran ke dalam negosiasi dengan kombinasi ancaman militer dan sanksi.

Pada Jumat 10 Mei 2019, Pentagon mengumumkan bahwa mereka telah mengirim pesaat amfibi USS Arlington dan baterai rudal pertahanan udara Patriot ke komando Timur Tengahnya untuk bergabung dengan kelompok pemogokan yang dipimpin kapal induk USS Abraham Lincoln dan beberapa pembom B-52 yang dikerahkan di wilayah awal minggu ini.

Vice Admiral Jim Malloy, komandan Armada Kelima yang bermarkas di Bahrain, mengatakan ia tidak akan mengesampingkan pelayaran kelompok tempur kapal induk melalui Selat Hormuz, dengan mengatakan ia tidak dibatasi dengan cara apa pun untuk mengoperasikan kapal di mana pun di Timur Tengah.

Siklus eskalasi antara Washington dan Teheran dimulai bulan lalu, setelah Amerika memasukkan Pengawal Revolusi Iran sebagai organisasi teroris. Iran membalas dengan menunjuk militer Amerika sebagai entitas teroris.

Pada tanggal 2 Mei,  Amerika mencabut toleransi terhadap negara-negara yang masih mengimpor minyak dari Iran guna menekan ekspor negara tersebut ke titik nol.

Pada hari Rabu, tepat satu tahun setelah Trump secara sepihak meninggalkan keluar pada kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menerapkan kembali sanksi berat, Presiden Iran Hassan Rouhani memberi tahu negara-negara penandatangan yang tersisa bahwa mereka memiliki 60 hari untuk menegosiasikan kesepakatan untuk melindungi kepentingan Iran berdasarkan perjanjian, jika tidak, Iran akan melanjutkan aktivitas pengayaan uranium tingkat tinggi.