Qatar akan mampu menggandakan kekuatan armada helikopter serang Boeing AH-64E Apache mereka setelah Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kembali menyetujui penjualan 24 unit helikopter tersebut dengan nilai US$ 3 miliar.
Doha sebelumnya telah memesan 24 Apache dan berdasarkan Fleets Analyzer Cirium tiga yang pertama dikirimkan awal tahun ini.
“Penjualan yang diusulkan akan melengkapi pengadaan Angkatan Udara Qatar sebelumnya dari 24 AH-64E, yang mampu memenuhi persyaratan untuk dukungan udara jarak dekat, pengintaian bersenjata, dan misi perang anti-tank,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) Amerika sebagaimana dikutip Flightglobal Jumat 10 Mei 2019.
“Helikopter akan memberikan kemampuan defensif dan ofensif jangka panjang semenanjung Qatar, serta meningkatkan perlindungan infrastruktur dan platform minyak dan gas utama.”
Delapan dari rotorcraft tambahan akan dilengkapi dengan radar kontrol tembakan APG-78 Longbow yang dibangun Lockheed Martin dengan peralatan tambahan termasuk rudal udara ke permukaan Lockheed AGM-114 Hellfire dan peluncur roket 2,75in.
Menggambarkan Qatar sebagai lokasi penting yang dikerahkan ke depan untuk militer Washington, DSCA mengatakan penjualan tambahan ini “akan memungkinkan integrasi dengan pasukan Amerika untuk latihan, yang berkontribusi pada keamanan regional dan interoperabilitas”.
Jika selesai, pembelian lanjutan akan menandai langkah terakhir dalam peningkatan dramatis kemampuan pertahanan yang sedang berlangsung di Qatar. Selain telah menggunakan Apache, Qatar juga menggunakan pesawat transportasi Boeing C-17 dan Lockheed C-130J, serta memesan Boeing F-15, Dassault Rafale dan Eurofighter Typhoon dan helikopter angkut NH Industries NH90.
Baca juga:
Berani Menantang Arab Saudi, Bagaimana Sebenarnya Kekuatan Militer Qatar