F-35A Panther, Sang Aggressor Baru Amerika

F-35A Panther, Sang Aggressor Baru Amerika

Angkatan Udara Amerika Serikat mengaktifkan kembali Skuadron Aggressor ke-65 (AGRS ke-65) di Pangkalan Angkatan Udara Nellis dan mereka mendapatkan kemampuan agresor baru yang mengubah permainan dan sangat dibutuhkan yakni F-35A Panther.

“Pangkalan Angkatan Udara Nellis berharap untuk mengaktifkan kembali Skuadron Agressor ke-65 dengan F-35A. Kemampuan tambahan ini akan meningkatkan replikasi musuh yang sudah kuat yang diberikan kepada Angkatan Udara Amerika dan negara mitra melalui berbagai skenario pelatihan dan latihan,” kata  Mayor Chris Sukach, juru bicara Pangkalan Angkatan Udara Nellis kepada The War Zone Jumat 10 Mei 2019.

Mengaktifkan kembali Skuadron Aggressor ke-65 adalah hal besar bagi Nellis dan Air Combat Command secara keseluruhan. AGRS ke-65 memiliki sejarah yang kaya dan berdiri dengan F-15C / Ds pada tahun 2005 untuk menambah Skuadron Agressor ke-64 yang masih sangat aktif dengan menerbangkan F-16C / D Vipers Blok 32.

Skuadron ini pertama kali dipotong kekuatannya dari 19 pesawat sebagai akibat dari pemotongan anggaran awal dekade ini. Kemudian diumumkan bahwa unit akan ditutup pada tahun 2014 sebagai bagian dari rencana menyeluruh untuk memotong biaya operasional di USAF karena pengetatan anggaran.

Sejak saat itu, Skuadron Agressor ke-64 USAF di Nellis AFB dan Skuadron Aggressor ke-18 di Alaska, yang juga menerbangkan F-16, menjadi satu-satunya unit agresor di USAF.

Banyak yang telah berubah sejak ke-65 terbang misi Red Air terakhirnya. Meningkatnya cepat ancaman negara kuat seperti China dan Rusia, belum lagi menjamurnya teknologi siluman, sebagian besar telah mengubah kalkulus Pentagon ketika siap untuk ‘perang berikutnya.

Semua itu akhirnya dijawab dengan diaktifkannya lagi skuadron ini dengan menerbangkan jet tempur paling canggih milik negara tersebut.

China telah mengoperasionalkan atau setidaknya hampir operasional jet tempur J-20. Sementara Rusia juga terus menguji Su-57 untuk mencapai kemampuan yang diinginkan untuk kemudian secara resmi masuk ke layanan. Perkembangan semacam ini mau tidak mau membuat Angkatan Udara Amerika berpikir harus membangun strategi ketika mereka suatu saat berhadapan dengan jet-jet tempur tersebut.

Hal ini menjadikan USAF membutuhkan platform agresor baru untuk membantu meniru ancaman yang muncul tersebut dan F-35 menjadi pilihan karena kemampuan teknologi silumannya yang cukup tinggi.

Baca juga:

Ada Yang Tidak Biasa dari F-16C Agressor Ini