Bomber dan Kapal Induk Amerika Sudah Menatap Iran, Kita Tunggu Apa Yang akan Terjadi
USS Abraham Lincoln

Bomber dan Kapal Induk Amerika Sudah Menatap Iran, Kita Tunggu Apa Yang akan Terjadi

Kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln milik Amerika telah tiba di wilayah operasi Armada Kelima Amerika di Timur Tengah. Hampir bersamaan bomber B-52 juga telah berdatangan ke Qatar.

“Kapal induk USS Abraham Lincoln juga telah tiba di wilayah operasi Armada ke-5 Amerika,” kata  juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Cmdr. Rebecca Rebarich mengatakan pada Sputnik Kamis 9 Mei 2019.

Sementara itu Komando Sentral Angkatan Udara Amerika juga merilis foto-foto yang menunjukkan para pembom B-52 tiba di Pangkalan Udara Amerika Al Udeid di Qatar. Pembom yang mendarat di pangkalan ini hanya dua dari empat pesawat yang akan dikirim.  Angkatan Udara Amerika tidak menyebutkan di mana pembom lainnya telah ditempatkan dfan hanya mengatakan bahwa mereka akan mendarat di “Asia barat daya”.

Sebelumnya, Pentagon merilis video yang menunjukkan empat pembom B-52 berkemampuan nuklir lepas landas ke Timur Tengah.

B-52 Stratofortress telah terbang selama hampir 65 tahun. Jet bermesin delapan, 390.000 pon (176.901 kilogram) adalah bomber berat jarak jauh pertama AS. Yang terakhir dari 744 B-52 diproduksi pada tahun 1962.

Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengumumkan pengerahan USS Abraham Lincoln dan satuan tugas pembom ke wilayah Komando Pusat Amerika, yang dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Iran.

Sementara jurubicara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran  Keivan Khosravi, setelah pengumuman penempatan itu, berpendapat bahwa langkah Amerika itu hanyalah upaya “perang psikologis”.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa Washington siap untuk menyerang balik dengan sangat keras terhadap setiap serangan yang dilakukan oleh Iran atau kelompok proxy dan sekutunya.

“Rezim di Teheran harus memahami bahwa setiap serangan oleh mereka atau proxy mereka atas identitas apa pun terhadap kepentingan atau warga Amerika akan dijawab dengan responss yang cepat dan tegas,” kata Pompeo, Kamis.

Pada hari Rabu, satu tahun setelah penarikan Amerika dari perjanjian nuklir Iran, Teheran mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan beberapa komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan memberi pihak lain waktu 60 hari untuk memastikan kepentingan Iran dilindungi atau tidak. Iran menyatakan akan melanjutkan pengayaan uranium di tingkat yang lebih tinggi.

Para pejabat Iran mengatakan mereka memutuskan untuk menangguhkan beberapa kewajiban Teheran di bawah JCPOA setelah Amerika melanggar perjanjian dengan menjatuhkan sanksi baru, dan setelah penandatangan perjanjian lainnya – Jerman, Prancis, Inggris, China, Rusia – gagal menyelesaikan situasi dengan memadai .

Pertanyaannya apakah Amerika dan Iran akan benar-benar terlibat konflik secara langsung? Atau kedatangan platform militer kelas atas ini memang hanya perang psikologis, kita tunggu saja.

Baca juga:

Amerika Benar-Benar Takut Israel Serang Iran