Iran telah mulai mengarahkan upayanya untuk mengatur penjualan minyaknya melalui rute alternatif guna menghindari efektivitas sanksi Amerika terhadap sektor energi negara itu.
“Kami telah memobilisasi semua sumber daya negara dan menjual minyak di ‘pasar abu-abu'”, kata Wakil Menteri Perminyakan Amir Hossein Zamaninia kepada kantor berita IRNA dan dikutip Sputnik Minggu 5 Mei 2019. Namun dia tidak menyebutkan rincian lebih lanjut.
Pada saat yang sama, wakil menteri mengakui bahwa volume penjualan harian tidak akan dapat mencapai tingkat ekspor yang terlihat sebelum Amerika keluar dari kesepakatan nuklir Iran, yang mencabut sanksi internasional dari Teheran.
Zamaninia tidak memberikan perkiraan apa pun tentang volume penjualan minyak di “grey market “, tetapi mencatat bahwa pemerintah harus “membuat keputusan serius tentang manajemen keuangan dan ekonomi [Iran]”.
Berbicara tentang skema “pasar abu-abu” dari penjualan minyak Iran, wakil menteri menekankan bahwa itu sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai “penyelundupan” karena itu hanyalah ukuran untuk melawan sanksi yang tidak “adil” atau “sah”.
Amerika telah mengakhiri keringanan yang diberikan kepada beberapa negara, mengimpor minyak mentah Iran. Jika negara-negara masih mengimpor minyak dari Iran amka mereka akan mendapat sanksi Washington.
Yunani, Italia, Taiwan, China, India, Turki, Jepang, dan Korea Selatan sebelumnya masih diberi toleransi membeli minyak Iran. Namun terhitung 1 Mei toleransi itu dicabut.
Baca juga: