Site icon

Arktik, Perang Besar Bisa Berawal dari Wilayah Ini

Pentagon dalam laporan tahunan yang dikirimkan ke Kongres secara khusus mencermati dan mengingatkan tentang kemungkinan aktivitas kapal selam China di wilayah Arktik atau Kutub Utara. Laporan ini menegaskan bahwa daerah dingin tersebut memang sedang menjadi perhatian banyak kekuatan besar dan bisa menjadi sumber konflik di masa depan.

Kekuatan-kekuatan besar dunia mulai melirik kutub utara. Negara-negara yang memiliki daerah di wilayah ini seperti Rusia, Amerika, Denmark dan negara-negara lain termasuk China mulai bergerak untuk membangun kekuatan mereka di Arktik menjadikan wilayah ini berpotensi menjadi sumber konflik di masa depan.

Pemanasan global telah semakin menyebabkan mencairnya es Arktik atau Kutub Utara. Dan, seperti es mencair, daerah terpencil di dunia ini akan menjadi ajang kompetisi geopolitik global.

Peta dari buku Parag Khanna “Connectography: Mapping the Future of Global Civilization”  bisa menggambarkan mengapa Kutub Utara akan menjadi pertempuran perbatasan besar berikutnya di dunia.

Sebagian besar, persaingan di Arktik akan didasarkan pada klaim teritorial tumpang tindih dan ladang minyak dan gas utama di wilayah itu

Saat es Arktik mencair, wilayah dan sumber daya yang ada di bawahnya semakin diperebutkan. Pada saat yang sama, kombinasi dari peningkatan suhu, penemuan sumber daya baru dan munculnya koridor transportasi menjadi populasi lebih tinggi, investasi infrastruktur dan konektivitas dunia semakin tinggi.

Diperkirakan di Arktik ada 15% dari cadangan minyak di dunia yang tersisa, hingga 30% cadangan gas alam, dan sekitar 20% gas alam cair yang tersimpan di dasar laut Arktik.

Selain itu, jalur pelayaran global melalui Arktik yang bisa dilalui karena es telah mencair akan secara signifikan lebih cepat daripada rute saat ini melalui Terusan Suez.

Sebuah rute potensial, berjalan melalui Arktik dari Eropa Utara ke China, akan memotong waktu pengiriman sebanyak 22%. Rute ini, harus didukung dengan logistik dan infrastruktur yang dibandung di banyak tempat hingga menjadi keuntungan ekonomi utama untuk Eropa dan Asia Timur.

Pada tahun 2030, catatan Wall Street Journal menyebutkan, Rute Laut Utara akan bbisa dilakukan selama sembilan bulan dalam setahun.

Rusia, Denmark, Norwegia, Kanada, dan Amerika Serikat semua memiliki klaim parsial untuk Lingkaran Arktik dengan Moskow yang telah mengambil langkah-langkah paling pasti untuk memastikan bahwa ia mempertahankan pengaruhnya di kawasan itu.

Mulai 2016, Rusia telah melengkapi enam pangkalan militer baru di Kutub Utara sebagai sebuah langkah untuk menciptakan kehadiran militer negara itu ke tingkat Perang Dingin.

Enam pangkalan militer yang terletak di wilayah yang diklaim Rusia dan ditempatkan di pantai utara kedua negara itu dan di pulau-pulau Arktik terpencil. Lokasi sekarang dilengkapi dengan bahan dan fasilitas yang diperlukan untuk penyebaran jangka panjang tentara ke wilayah tersebut. Sepanjang tahun ini, Moskow berencana untuk mulai mengirim ratusan prajurit militer ke basis Arktik.

Baca juga:

NATO Merangsek ke Arktik, dan Ini Yang Dilakuan Rusia

Exit mobile version