Amerika Serikat memperkirakan tahun ini China akan secara resmi mendeklarasikan kemampuan tempur pesawat generasi kelima J-20. Hal itu akan menandai peningkatan ancaman yang cukup signifikan di kawasan Pasifik.
Jenderal Charles Brown, kepala Pasukan Udara Pasifik, mengatakan pesawat tempur J-20 mungkin beroperasi tahun ini, sebuah langkah yang menurutnya akan menandakan ancaman yang lebih besar China di Pasifik.
Dia menekankan bahwa upaya Amerika untuk melawan perkembangan tersebut termasuk meningkatnya penyebaran jet F-35 terutama di wilayah strategis seperti Laut China Selatan.
“Perasaan saya China terus meningkatkan operasi,” kata Brown dalam sebuah wawancara minggu ini di kantor pusat Bloomberg di New York Kamis 2 Mei 2019.
Jet tempur J-20 akan menambah kemampuan kekuatan udara terbesar di kawasan itu dan terbesar ketiga di dunia, dengan lebih dari 2.500 total pesawat termasuk 1.700 jet tempur tempur, pembom strategis, pembom taktis dan pesawat serang.
US Defense Intelligence Agency kata dalam sebuah laporan awal tahun ini menyebutkan pesawat tempur J-20 China adalah bagian dari upaya modernisasi yang telah menutup celah dengan pasukan udara Barat di seluruh spektrum kemampuan yang luas, seperti kinerja pesawat, komando dan kontrol serta peperangan elektronik.
Brown juga mengatakan China sedang bergerak untuk mengembangkan bomber stratgis mirip B-2. “Saya tidak berpikir mereka masih jauh untuk melakukan hal itu,” katanya.
Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan, dalam sebuah pernyataan pada Rabu 1 Mei 2019 untuk subkomite Pertahanan Senat, mengatakan seorang pembom jarak jauh China “jika berhasil, akan menjadikannya satu dari tiga negara yang memiliki triad nuklir darat, laut dan udara.
Amerika memiliki sejumlah cara untuk melawan peningkatan China, kata Brown. Termasuk penyebaran pembom B-1B, B-52 dan B-2. B-1B.
Baca juga:
