Sebanyak 12 jet tempur serangan elektronik Boeing EA-18G Growler milik Angkatan Udara Australia saat ini telah mencapai status kemampuan operasi awal (IOC).
Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Udara Leo Davies, mengumumkan pada 30 April 2019 dengan mencapai IOC maka juga menegaskan kemampuan Skuadron-6 untuk melakukan peperangan elektronik atau electronic warfare (EW) pada terbatas namun sudah cukup untuk operasi di masa damai dalam menjaga wilayah udara Australia.
Kapten Tim Churchill, Direktur Kantor Transisi Growler, kepada Jane mengatakan kemampuan operasional akhir atau Final Operational Capability (FOC) diharapkan akan dicapai pada pertengahan 2022 yang pada saat itu Glower akan mengkonfirmasi kemampuan untuk melakukan operasional tempo tinggi secara bersamaan di dua lokasi.
Dua pertama dari 12 EA-18G mendarat di RAAF Amberley di Queensland pada Februari 2017 dan dua yang terakhir tiba lima bulan kemudian. Namun, satu pesawat hancur setelah mengalami kegagalan mesin saat latihan di Amerika pada Januari 2018.
Australia adalah satu-satunya negara di luar Amerika yang mengoperasikan Growler. Seperti yang digunakan Angkatan Laut Amerika, EA-18G Angkatan Udara Australia menggunakan sistem jamming taktis AN / ALQ-99.
Uniknya, EA-18G Australia juga menggunakan pod penargetan elektro-optik ASQ-228 ATFLIR, persyaratan yang dipahami muncul dari pengalaman Angkatan Laut Amerika dengan operasi Growler di Libya pada tahun 2011.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan Rudal Terpandu Anti Radiasi Lanjutan (AARGM) AGM-88E yang pengujiannya sudah berlangsung di Advanced Anti-Radiation Guided Missile (AARGM) pada pertengahan 2017.
Baca juga: