Pesawat mata-mata Rusia Tu-214ON yang dipasangi alat pengintai udara, kamera panoramik dan topografi, radar udara, dan peralatan lainnya terbang dengan leluasa di atas fasilitas nuklir Amerika Serikat.
Amerika tidak bisa berbuat apa-apa karena pesawat itu sedang melakukan misinya di bawah Perjanjian Open Skies
Mengutip FlightRadar24, aplikasi pelacakan lalu lintas udara real-time The War Zone melaporkan penerbangan Tu-214ON, mengambil wilayah Texas bagian barat, New Mexico dan Colorado dan terbang di atas Fort Bliss, Missile Range White Sands, depot senjata kimia Pueblo, Pangkalan Angkatan Udara Kirtland, dan Los Alamos National Laboratories, tempat kelahiran program nuklir Amerika.
As part of the Treaty on Open Skies, governments conduct scheduled observation flights over military installations in foreign countries. This week, the Russian Air Force is flying over the US for the first time with a Tu-214ON. Follow the current flight at https://t.co/5wCLowVab2 pic.twitter.com/aB4cLR840z
— Flightradar24 (@flightradar24) April 26, 2019
Pesawat lepas landas dari Pangkalan Penjaga Nasional Udara Rosecrans di Saint Joseph, Missouri pada Kamis 25 April 2019 sore dan berlangsung sekitar enam jam. Jalur ini mengikuti penerbangan serupa oleh Tu-154M KL-1 Rusia pada Maret atas fasilitas militer Amerika di California dan Nevada dan penerbangan Boeing Oc-135 B Amerika di atas fasilitas militer Rusia di Siberia dan Timur Jauh Rusia pada Februari.
Penerbangan di bawah Open Skies Treaty dimulai kembali tahun ini setelah pembekuan yang dimulai pada November 2017, yang menurut juru bicara Pentagon disebabkan oleh ketegangan antara Moskow dan Washington.

Perjanjian Open Skies ditandatangani pada tahun 1992 sebagai langkah membangun kepercayaan pada periode pasca-Perang Dingin. Misi ini telah dijalankan sejak tahun 2002, dan memungkinkan negara-negara yang berpartisipasi untuk secara terbuka mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kegiatan militer satu sama lain.
Selain Rusia dan Amerika, perjanjian itu mencakup sebagian besar anggota NATO, serta Belarusia, Ukraina, Georgia, Bosnia, Swedia dan Finlandia. Sebagai aturan, Rusia dan negara-negara NATO melakukan penerbangan secara timbal balik.