Rusia menyebut upaya Presiden Amerika Donald Trump untuk membangun pasukan ruang angkasa mirip dengan rencana ambisius Ronald Reagan untuk membangun apa yang dikenal sebagai ‘Star Wars’ pada 1980-an.
Jenderal Viktor Poznikhir, Wakil Kepala Departemen Operasi Utama Staf Umum Rusia, mengatakan upaya Amerika itu untuk menciptakan sistem pertahanan rudal global untuk mencapai keunggulan strategis dan menetralkan penangkal strategis dari musuh potensial Amerika seperti Rusia dan China.
Berbicara pada sebuah konferensi keamanan di Moskow pada Rabu 24 April 2019, Poznikhir memperingatkan bahwa “penyebaran sistem pertahanan rudal di dekat perbatasan kita menciptakan potensi serangan yang kuat bagi Amerika dan memungkinkannya untuk melakukan serangan rudal nuklir yang mengejutkan di Rusia.”
Menurut jenderal itu, rencana AS untuk menciptakan lapisan sistem anti-rudal berbasis ruang angkasa guna menjatuhkan rudal balistik pada tahap awal penerbangan menjadi “perhatian khusus dan pada dasarnya menghidupkan kembali konsep ‘Star Wars’ yakni program pertahanan rudal yang diluncurkan selama era Reagan tahun 1980-an.
Saat itu Star Wars, atau Strategic Defense Initiative, dinyatakan sebagai program berbahaya yang dirancang untuk memberikan Amerika Serikat kemampuan serangan pertama dan untuk menyangkal kekuatan strategis atau kemampuan balas dendam Soviet sehingga meningkatkan bahaya perang. Trump dinilai menghidupkan lagi kegilaan era perang bintang ini.
Poznikhir memperingatkan bahwa penyebaran sistem pertahanan rudal global mengarah tidak hanya pada penghancuran stabilitas strategis, tetapi juga pada destabilisasi lebih lanjut dari situasi keamanan di berbagai belahan dunia.
“Faktor negatif untuk keamanan regional adalah meningkatnya ancaman terhadap negara-negara di mana komponen pertahanan rudal Amerika telah dikerahkan atau ditetapkan untuk dikerahkan. Negara-negara ini harus memahami bahwa informasi sistem pertahanan rudal dan komponen pencegat adalah target utama untuk dihancurkan dalam hal perang,” katanya sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Poznikhir menambahkan bahwa penggunaan sistem pertahanan rudal dikaitkan dengan ancaman kontaminasi radioaktif yang berkepanjangan, tidak hanya wilayah di mana sistem tersebut ditempatkan, tetapi juga negara-negara tetangga yang tidak ada hubungannya dengan sistem ini.
Pada akhirnya, perwira senior terebut menyarankan rencana Pentagon untuk mengembangkan hulu ledak nuklir hasil rendah untuk digunakan oleh rudal jelajah Tomahawk juga mengancam akan mendorong dunia ke dalam perlombaan senjata nuklir baru.
“Kemungkinan menggunakan hulu ledak nuklir semacam itu oleh Pentagon merangsang keinginan negara-negara lain untuk memperoleh senjata serupa. Akibatnya, perlombaan senjata baru sedang dilakukan,” Poznikhir memperingatkan.
Baca juga: