Saat F-35 Joint Strike Fighter mendominasi pasar pertahanan di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara NATO lainnya, F-16 Fighting Falcon tetap belum mati juga.
Lockheed bahkan memulai kembali lini produksi F-16 di Greenville, S.C., Selasa 22 April 2019 setelah pindah dari basis bersejarahnya di Fort Worth, Texas. Lockheed mendapatkan kontrak US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun untuk memproduksi 16 F-16 Block 70 untuk Bahrain pada Juni, dan perusahaan berharap untuk menandatangani lebih banyak, meskipun modelnya sudah berumur lebih dari 40 tahun.
“Ada permintaan yang signifikan untuk peningkatan produksi F-16 dan F-16V baru,” kata John Losinger, juru bicara Lockheed, kepada Washington Examiner. “Kami melihat peluang produksi dan peningkatan F-16 berjumlah lebih dari 200 pesawat secara keseluruhan.”
Selain pesanan Bahrain, Lockheed menandatangani surat perjanjian untuk menjual F-16 baru ke Slovakia pada bulan Desember, kata Losinger. Bulgaria berada di tengah-tengah negosiasi dengan pemerintah Amerika untuk memperoleh pesawat tempur baru, dan Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan yang diusulkan untuk versi 25 Blok 72 dari pembaruan F-16 dan F-16V ke Maroko pada bulan Maret.
“Kami juga sedang berdiskusi dengan beberapa pelanggan potensial lainnya tentang peningkatan produksi F-16 dan F-16V baru,” kata Losinger.
F-16 diperkenalkan pada 1978 sebagai jet tempur superioritas udara generasi keempat. Ada lebih dari 3.000 F-16 dalam layanan yang tersebar di 25 negara. Meski Amerika Serikat dan beberapa sekutu kuncinya telah beralih ke pesawat generasi kelima F-35, Lockheed dengan berani mengklaim F-16 baru “dapat terbang dan bertarung hingga 2070 dan seterusnya.”
“Blok 70 hanyalah platform yang fenomenal,” kata J.V. Venable, peneliti senior di Heritage Foundation dan mantan pilot F-16 Angkatan Udara Amerika .
Venable menghabiskan 3.300 jam di F-16 selama 25 tahun kariernya, tetapi versi yang diterbangkannya jauh jika dibandingkan dengan model yang lebih baru. Versi Blok 70/72 menggunakan sistem radar canggih, peningkatan perangkat lunak, dan struktur baru yang diyakini Lockheed akan memperpanjang umur pesawat hingga 50 persen.
Lockheed dapat terus menghasilkan uang pada F-16, menurut Venable, tetapi ia mencatat pesawat ini paling cocok untuk negara-negara yang tidak akan menghadapi pertahanan udara canggih.
Lockheed baru saja melaporkan pendapatan kuartal pertama sebesar US$ 1,7 miliar untuk tahun 2019, sekitar US$ 500 juta lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun 2018.