Biaya Program F-35 Amerika Membengkak Lagi Rp1.600 Triliun

Biaya Program F-35 Amerika Membengkak Lagi Rp1.600 Triliun

Program jet tempur F-35 yang dibangun Lockheed Martin Corp telah menjadi program senjata termahal di dunia tetapi ternyata biaya tetap terus melambung.

Menurut penilaian terbaru Pentagon, perkiraan harga total untuk penelitian dan pengadaan telah meningkat US$ 22 miliar atau sekitar Rp310 triliun dalam nilai dolar saat ini. Sementara perkiraan untuk mengoperasikan dan mendukung armada jet tempur selama lebih dari enam dekade tumbuh hampir US$ 73 miliar atau Rp1.029 triliun menjadi US$ 1,196 triliun atau sekitar Rp16.800 triliun

Menurut Laporan Selected Acquisition Pentagon yang dikirim ke Kongres minggu lalu dan diperoleh oleh Bloomberg News biaya akuisi juga meningkat menjadi US$ 428,4 miliar dari US$ 406,2 miliar atau naik US$22,2 miliar atau sekitar Rp313 triliun. Jika ditotal kenaikan dari tiga sektor ini maka mencapai Rp1.650 triliun lebih.

Peningkatan akuisi ini bukan karena kinerja yang buruk, keterlambatan atau biaya yang berlebihan serta tenaga kerja atau material melainkan untuk serangkaian peningkatan yang direncanakan dalam modifikasi “Block 4”.

“Memastikan upaya Block 4 kami berada dalam garis akuisisi kami akan membantu untuk memberikan transparansi dan status penuh pada kemajuan modernisasi F-35 kami,” kata kantor program F-35 Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email sebagaimana dilaporkan Bloomberg Selasa 23 April 2019.

Carolyn Nelson, juru bicara Lockheed yang berbasis di Bethesda, Maryland, mengatakan kepada Bloomberg melalui email bahwa mereka “mengambil tindakan agresif untuk membangun kapasitas rantai pasokan, mengurangi biaya rantai pasokan dan meningkatkan ketersediaan suku cadang untuk membantu menurunkan biaya perawatan sambil meningkatkan kesiapan.

Amerika masih berencana untuk membeli 2.456 total jet dengan  1.763 untuk Angkatan Udara, 420 untuk Marinir dan 273 untuk Angkatan Laut.  Jumlah ini tidak termasuk lebih dari 700 potensi penjualan militer asing.

Pembicaraan untuk kontrak produksi ke-12 dan terbesar hingga saat ini, senilai US$ 22 miliar, telah bergerak cepat dan berada di jalur yang akan selesai pada pertengahan Mei. Tapi hal itu belum tentu terjadi karena kantor program Pentagon F-35 terus mengalami negosiasi yang lambat dengan Lockheed.