Angkatan Darat Inggris berencana mengurangi kekuatan tank tempur utama Challanger milik mereka hingga sepertiga karena masalah biaya.
Sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 19 April 2019, rencana tersebut akhirnya hanya akan menyisakan 148 dari 227 tank Challenger 2 yang ada sekarang ini. Sisa tank yang tidak beroperasi akan dikanibal suku cadangnya dan beberapa dalam status cadangan.
Rencana ini benar-benar mengejutkan bagi sejumlah pakar militer yang menyuarakan keprihatinan. Tentara Inggris pada akhirnya akan memiliki tank 87 kali lebih sedikit dibandingkan dengan Rusia. Bahkan dengan jumlah 227 sekarang ini, tank Inggris ada di bawah Argentina yang memiliki 231, Jerman, dengan 236, dan Uganda dengan 239 tank.
Rusia menjadi negara yang memiliki tank paling banyak yakni 12.950 unit diikuti oleh Amerika Serikat pada 6.333, China dengan 5.800 dan India sebanyak 4.665.
Sebuah sumber pertahanan senior mengatakan kepada The Times bahwa pengurangan status internasional akan menurunkan moral angkatan bersenjata. “Angkatan Darat telah ketinggalan di belakang Angkatan Laut dan Angkatan Udara dalam hal mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Mereka telah melakukan pemotngan besar pada anggaran mereka,” kata sumber tersebut.
Konsultan pertahanan independen Nicholas Drummond mengatakan pengurangan jumlah tank akan berarti ‘kehilangan kemampuan yang parah’ bagi angkatan bersenjata.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan mereka berkomitmen untuk meningkatkan secara signifikan tank Challenger 2 namun belum ada keputusan akhir tentang jumlah tank yang akan ditingkatkan yang telah dibuat’.
Challenger 2 telah beroperasi sejak tahun 1998 dan menjadi penerus Challenger 1 yang digunakan selama Perang Teluk pertama serta invasi ke Irak pada tahun 2003. Tank itu dikerahkan di Bosnia dan Kosovo selama misi yang dipimpin NATO di bekas Yugoslavia pada akhir 1990-an.
Tank ini memiliki empat awak, membawa senapan utama 120mm dan dua senapan mesin 7,62mm, dengan kecepatan tertinggi sekitar 37mph. Tank dioperasikan oleh the Queen’s Royal Hussars, the King’s Royal Hussars and the Royal Tank Regimen.

Meskipun Challenger 2 kadang-kadang dipuji karena kehadiran dan keakuratannya yang mengesankan, beberapa kritikus mengatakan itu tidak cocok untuk Angkatan Darat Inggris.
Stuart Crawford, seorang perwira reguler di Royal Tank Regimen selama 20 tahun yang pensiun dengan pangkat Letnan Kolonel, menulis dalam Jurnal Pertahanan Inggris bahwa tank ini bukanlah rekomendasi pertama ketika mereka sedang mencari tank.
Dari tiga pesaing utama – Leopard 2 Jerman, Abram 2 M1A1 Amerika Serikat, dan Challenger 2, tim Angkatan Darat Inggris merekomendasikan menggunakan Leopard 2 karena keandalannya, mobilitas yang mengesankan dan meriam smoothbore 120mm, diikuti oleh M1A1, dengan Challenger sebagai pilihan terakhir.
“Kami tidak sepenuhnya menyadari lobi yang berlangsung dalam mendukung Challenger 2 dan mengakui bahwa argumen keharusan strategis bagi Inggris untuk mempertahankan desain tank sendiri dan keahlian produksi menang hari itu – bahkan ketika kedua pesaing asing berjanji untuk mengatur jalur produksi mereka di Inggris,” tulis Letkol Crawford .
Dia menambahkan bagus tidaknya peralatan juga terlihat dari berapa negara yang membeli, Leopard 2 saat itu telah dibeli oleh lebih dari 18 negara, M1 Abrams telah dibeli oleh 7 negara. Sementara Challenger 2 telah dibeli oleh dua negara yakni Inggris dan Oman.