Turki mengingatkan bahwa mereka bukan hanya klien yang membeli pesawat F-35 tapi juga mitra dalam membangun jet tempur generasi kelima tersebut.
“Turki adalah dan akan terus menjadi mitra teknologi F-35. Kami bukan hanya klien atau pembeli jet F-35,” kata pembantu presiden Turki, Ibrahim Kalin ketika berbicara kepada wartawan setelah pertemuan Kabinet di Ibu Kota Turki, Ankara.
Jet tempur F-35 telah menjadi sumber ketegangan antara Amerika dan Turki setelah Washington memutuskan untuk menghentikan pengiriman peralatan pesawat tersebut ke Ankara. Keputusan Amerika ini diambil karena Turki terus bergerak maju untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Turki pada 2017 memutuskan untuk membeli sistem S-400, setelah upaya yang berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari Amerika tanpa keberhasilan.
Kalin, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu juga menyoroti keprihatinan Ankaran dan harapan mengenai krisis Suriah.
“Turki menduga penarikan Amerika dari Suriah akan berlanjut dan satu zona aman akan dibentuk di bawah kendali Turki,” katanya.
Washington mempertahankan hampir 2.000 prajurit di Suriah setelah pengumumannya bahwa hanya beberapa ratus personel akan tetap ada di Suriah setelah upaya penarikan pasukannya.
Pada Desember, Presiden Amerika Donald Trump tiba-tiba mengumumkan penarikan tentara Amerika dari Suriah. Namun, sejak itu Washington telah mundur dan pada Februari mengatakan beberapa ratus prajurit akan tetap berada di sana untuk misi pemelihara perdamaian dan menciptakan zona aman.
Amerika juga telah menyatakan zona aman takkan melibatkan personel YPG, cabang organisasi teror PKK di Suriah.
Walaupun waktu bagi penarikan tentara Amerika telah lewat, Washington belum mengurangi jumlah personel militernya di Suriah.
Kalin mengatakan zona aman secara de facto telah dibentuk di dalam perbatasan Turki -Suriah melewati Konta Manbij di Suriah Utara. Prioritas Turki di Suriah sekarang ialah “membuat kesepakatan Idlib jadi permanen”, ia menekankan.