Site icon

Pertama Sejak Perang Dingin Berakhir, Inggris Kirim SAS untuk Pantau Rusia

SAS

Pasukan dari batalyon cadangan ke-21 dan ke-23 dari unit Pasukan Khusus Special Air Service (SAS) Angkatan Darat Inggris telah terlibat dalam operasi pengintaian untuk memantau pergerakan Rusia di seberang perbatasan.

Daily Star Inggris mengutip sumber militer ini adalah penempatan pertama SAS sejak Perang Dingin di perbatasan Rusia berakhir.

Personel cadangan, bagian dari Brigade Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian ke-1, biasanya masing-masing berbasis di London dan Birmingham. Mereka telah dikerahkan di Estonia, sekitar 1.650 km jauhnya, untuk pelatihan selama enam bulan terakhir.

Sebagaimana dikutip Sputnik Senin 15 April 2019, pelatihan dikatakan mencakup penggunaan pesawat pengintai yang mampu memata-matai pasukan Rusia yang bergerak melintasi perbatasan. Selain itu, pasukan cadangan SAS sedang dilatih untuk dapat tetap “di belakang garis musuh” jika terjadi perang untuk memberikan data intelijen penting tentang gerakan pasukan musuh.

Sebuah sumber mengatakan kepada Daily Star bahwa pasukan cadangan SAS “mungkin yang terbaik di Angkatan Darat Inggris, setidaknya sebaik pasukan infantri reguler” dan “terutama terlatih dalam misi pengawasan dan pengintaian jarak jauh.”

Menurut sumber itu, tentara mengerahkan pasukan cadangan SAS ke Estonia karena pasukan SAS reguler masih “sibuk di Irak dan Afghanistan.”

Bulan depan, Inggris akan mengambil bagian dalam latihan maritim dengan sandi ‘Baltic Protector’  yang melibatkan sekitar 3.000 personel dari beberapa negara anggota NATO, serta Finlandia dan Swedia. Latihan akan melakukan simulasi serangan amfibi, pendaratan pantai dan latihan angkatan laut.

Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengatakan peran Inggris dalam latihan akan dengan tegas menggarisbawahi peran utama mereka di Eropa.

NATO setuju untuk membangun kekuatan yang lebih besar di Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia pada pertemuan puncak Warsawa 2016, dengan sebuah kontingen pimpinan Inggris ditempatkan di Tapa, Estonia, sekitar 100 km dari perbatasan Rusia, sejak April 2017.

Sejak krisis politik di Ukraina tahun2014, aliansi Barat telah memperluas kehadirannya di Eropa Timur dan di sepanjang perbatasan Rusia.  Moskow telah memperingatkan bahwa penumpukan itu telah menyebabkan meningkatnya ketegangan, dan menuduh aliansi itu membuat klaim palsu tentang ‘ancaman Rusia’ terhadap Baltik sebagai alasan untuk memberikan tekanan strategis pada Rusia.

Exit mobile version