Venezuela telah terperosok dalam krisis politik sejak Januari 2019 ketika anggota parlemen Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Amerika telah menjadi pendukung utama dari Guaido dan berusaha memaksa Nicolas Maduro turun dari kursi kepresidenan.
Perkembangan terakhir Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan kepada Mega TV Chili dan dikutip Sputnik Sabtu 13 April 2019 bahwa setiap alat untuk apa yang disebut Amerika sebagai upaya “untuk memulihkan demokrasi” di Venezuela tetap ada di atas meja.
Dia membenarkan bahwa intervensi militer masih menjadi pilihan di tengah krisis politik yang sedang. Menurutnya “setiap alat setiap opsi tetap ada di atas meja” meskipun Kelompok Lima negara-negara Amerika Latin telah menolak skenario seperti itu dan Amerika juga tidak memiliki dukungan dari Dewan Keamanan PBB.
“Kami telah memperjelas tujuan kami adalah untuk meyakinkan Maduro saatnya untuk pergi. Kami akan meninggalkan setiap opsi di atas meja untuk digunakan untuk mencapai tujuan itu ,” katanya.
Ketika dia ditanya apakah akhir tahun ini adalah batas waktu Washington bagi Maduro untuk mundur, dia menyatakan harapan bahwa presiden Venezuela tersebut akan pergi “lebih cepat dari itu”. Pada saat yang sama, ia mengakui bahwa dukungan China dan Rusia kepada Venezuela membuat Maduro lebih sulit untuk diturunkan.
Dia bersikeras bahwa Rusia campur tangan tanpa otoritas, tanpa persetujuan rakyat Venezuela untuk mendukung Maduro.
“Jadi sangat munafik ketika negara-negara seperti OAS [Organisasi Negara-negara Amerika] dan Grup Lima dituduh melakukan intervensi di Venezuela saat Rusia memiliki pasukan di darat, ” tegas Pompeo.
Moskow sebelumnya menolak kritik, yang dilontarkan Amerika dan beberapa negara lain terkait kedatangan prajurit Rusia di Venezuela. Moskow menegaskan pasukannya dikirim sesuai dengan aturan dan perjanjian resmi kedua negara.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga telah menolak tuduhan bahwa Moskow berusaha menciptakan “Suriah kedua” di Venezuela dengan mengutip perjanjian 2001 yang ditandatangani oleh Hugo Chavez dan diratifikasi oleh parlemen nasional sebagai dasar hukum untuk langkah tersebut.
“Kami telah mentransfer peralatan militer ke Venezuela sesuai dengan perjanjian senjta membutuhkan perawatan. Waktu untuk melakukan pemeliharaan telah tiba, ” kata Lavrov.