Tiga pekerja dilaporkan meninggal dunia setelah kapal selam Iran yang sedang diperbaiki di selatan negara itu meledak.
Ledakan itu terjadi di sebuah galangan kapal Shahid Darvishi Naval Industries yang terletak sekitar 37 kilometer barat pelabuhan Bandar Abbas yang menghadap ke Selat Hormuz. Shahid Darvishi Naval Industries merupakan salah satu perusahaan yang diberi sanksi oleh Amerika Serikat.
“Tiga staf Kementerian Pertahanan menjadi martir setelah baterai kapal selam meledak di galangan kapal Shahid Darvishi di Bandar Abbas yang membangun dan memperbaiki kapal dan kapal selam militer,” kata Pejabat Ann dari kantor gubernur di Bandar Abbas sebagaimana dilaporkan IRIB dan dikutip Radio Farda.
Awal tahun ini, galangan kapal Shahid Darvishi menjadi tuan rumah upacara penugasan kapal selam pertama Iran yang dirancang secara domestik dan memproduksi kapal selam kelas Fateh.
Radio Farda mengutip Davood Abdi kepala kantor hubungan masyarakat kementerian pertahanan Iran mengatakan bahwa ledakan itu terjadi ketika kapal sedang diperbaiki. Jika pernyataan ini benar maka kemungkinan ledakan tersebut tidak melibatkan kapal selam kelas Fateh.

Sejak 1992, Iran telah mengembangkan industri pertahanan dalam negeri yang memproduksi senjata ringan dan berat mulai dari mortir dan torpedo hingga tank dan kapal selam.
Dalam beberapa tahun terakhir beberapa ledakan dalam militer Iran telah menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan sabotase, yang dalam beberapa kasus pejabat Iran telah mengkonfirmasi dan dalam kasus lain mereka tetap diam.
Insiden terbaru terjadi pada 3 Februari ketika tiga peneliti ruang angkasa Iran tewas dalam kebakaran di Pusat Penelitian Antariksa Iran, yang berafiliasi dengan Kementerian Telekomunikasi.
Menyusul insiden itu, sebuah artikel New York Times 13 Februari memperkirakan alasan kegagalan dua peluncuran rudal ruang angkasa Iran tahun ini mungkin “bagian dari kampanye yang diperluas oleh Amerika Serikat untuk melemahkan militer Teheran dan mengisolasi ekonominya.”
Artikel itu mengatakan mantan dan pejabat pemerintah Amerika saat ini berbicara dengan syarat anonimitas “menggambarkan upaya yang luas yang dibuat di bawah Presiden George W. Bush, untuk menyelipkan bagian dan bahan yang rusak ke dalam rantai pasokan kedirgantaraan Iran. Program ini aktif pada awal pemerintahan Obama tetapi telah mereda pada 2017, ketika Pompeo mengambil alih sebagai direktur CIA dan menyuntikkannya dengan sumber daya baru. ”
Pada tahun-tahun sebelumnya, serangan dunia maya terhadap program ruang angkasa Iran dan pusat-pusat nuklir telah menyebabkan masalah bagi program ambisius Teheran. Ini termasuk serangan cyber bersama Amerika-Israel, yang menyebabkan keterlambatan program nuklir Iran pada 2011.