Amerika Serikat berencana memasukkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dalam kelompok teroris. Tentu saja Iran marah dan mengancam balik.
Reuters mengutip tiga pejabat Amerika melarokankan pengumuman resmi oleh Departemen Luar Negeri Amerika tentang hal ini akan disampaikan Senin 8 April 2019. Sebenarnya isu tersebut telah ada selama bertahun-tahun.
Amerika sebelumnya telah membuat daftar hitam puluhan entitas dan individu yang terafiliasi dengan IRGC, meski tidak mencatat organisasi secara keseluruhan. Pada 2007, Departemen Keuangan Amerika menetapkan Pasukan Quds dari IRGC yang bertanggung jawab atas operasi di luar negeri mendukung terorisme. AS mendeskripsikan militer Iran tersebut sebagai lengan utama Iran melaksanakan kebijakan mendukung kelompok teroris dan pemberontak.
Senator dari Partai Republik Ben Sasse mengatakan, langkah tersebut akan menjadi langkah penting dalam kampanye tekanan maksimum Amerika melawan Teheran. “Penunjukan formal dan konsekuensinya mungkin baru, namun ‘tukang begal’ seperti IRGC ini telah menjadi teroris sejak lama,” kata Sasse dalam sebuah pernyataan.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika dan pemimpin negosiator Iran, Wendy Sherman mengaku khawatir tentang implikasi bagi pasukan AS jika langkah ini terlaksana. Menurutnya, dunia akan bingung jika presiden tidak mencari dasar untuk konflik.
“IRGC sudah sepenuhnya disetujui dan peningkatan semacam ini benar-benar membahayakan pasukan kita di wilayah ini,” kata Sherman, yang juga menjabat sebagau Direktur Pusat Kepemimpinan Publik di Harvard Kennedy School.
Menanggapi rencana tersebut Iran tidak mau kalah dan mengancam balik. Teheran akan menempatkan militer Amerika dalam daftar teroris versi mereka.
“Jika Pengawal Revolusi ditempatkan dalam daftar kelompok teroris Amerika, kami akan menempatkan militer negara itu dalam daftar hitam teror sejajar dengan ISIS,” kata Kepala Komite Keamanan Nasional Parlemen Iran Heshmatollah Falahatpisheh di Twitter Sabtu 6 April 2019 dan dikutip Times Live.
Baca juga: