Lockheed Martin telah menerima kontrak dengan nilai lebih dari US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 34 triliun dari Badan Pertahanan Rudal atau Missile Defence Agency (MDA) Amerika untuk menyediakan sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Arab Saudi.
“Lockheed Martin Corporation Missiles and Fire Control telah diberi kontrak modifikasi US$ 2.457.390.566 untuk produksi pencegat THAAD guna mendukung pemerintah Amerika dan Kerajaan Arab Saudi,” kata rilis MDA Senin 1 April 2019.
Ini adalah kontrak modifikasi. Sebelumnya pada Maret 2019 lalu Lockheed Martin telah menerima kontrak senilai hampir US$ 946 juta atau sekitar Rp13 triliun untuk menyediakan sistem pertahanan udara canggih tersebut.
Pada November 2018, Arab Saudi menandatangani surat penawaran dan penerimaan dengan Amerika Serikat untuk pembelian sistem pertahanan rudal THAAD. Kesepakatan senilai US$ 15 miliar itu dianggap membuka jalan bagi penjualan 44 peluncur, rudal, dan peralatan THAAD.
Kesepakatan itu telah dilobi secara agresif oleh Gedung Putih, termasuk pembicaraan telepon antara Presiden Amerika Donald Trump dan Raja Salman.
THAAD merupakan salah satu sistem rudal pertahanan paling canggih di dunia saat ini. Sistem pertahanan rudal yang unik dengan presisi yang diklaim tak tertandingi, mampu melawan ancaman di seluruh dunia dengan mobilitas dan penempatan baterai unit strategis.
Interceptor THAAD tidak membawa hulu ledak dan menggunakan energi kinetik murni untuk membunuh rudal balistik baik di dalam maupun di luar atmosfer.
Setiap peluncur membawa hingga delapan rudal dan dapat menyerang beberapa target sekaligus. Peluncur rudal yang dibangun Lockheed Martin adalah salah satu elemen dari empat bagian sistem anti-rudal. Grafik di bawah ini menunjukkan sisa komponen yang dibutuhkan untuk setiap intersepsi musuh.
Radar Raytheon AN / TPY-2 digunakan untuk mendeteksi, melacak dan mengidentifikasi rudal balistik di fase penerbangan. Radar mobile seukuran bus ini begitu kuat sehingga dapat memindai area ukuran seluruh negara.
Setelah ancaman musuh diidentifikasi, Fire Control and Communications (TFCC) segera menembakkan rudal untuk memburu, mencegat dan menghancurkannya. Ketika terbang interceptor akan melacak target dan melenyapkannya