Perusahaan yang didanai pemerintah Russia Space Systems telah menyajikan sebuah teknologi satelit terbaru mereka. Perusahaan tersebut mengembangkan sebuah satelit yang mampu melahap sampah-sampah ruang angkasa yang mengotori orbit Bumi.
Dalam satu siklus operasional penuh, satelit dapat mendaur ulang hingga 500 kilogram puing-puing ruang. Yang menarik satlelit itu akan menggunakan sampah daur ulang sebagai bahan bakar operasional.
Sebagaimana dilaporkan Sputnik Rabu 27 Maret 2019, satelit seberat 2,5 ton akan dikirim ke orbit rendah pada ketinggian sekitar 400 kilometer, di mana ia akan menemukan mangsa pertamanya, mengambil dengan menggunakan jaring, Â mengkompres dan kemudian menggiling menjadi debu.
Setelah itu debu akan dicampur menjadi apa yang disebut bahan bakar semu cair menggunakan oksigen dan gas hidrogen yang pada gilirannya akan dihasilkan oleh satelit itu sendiri menggunakan prosesor yang meregenerasi air.
Seperti yang dikatakan oleh penemu satelit Maria Barkova, penemuannya pada dasarnya akan bertindak sebagai “predator” ruang angkasa- mencari satelit lain untuk bergerak lebih jauh ke orbit yang lebih tinggi dan lebih berserakan.
Tetapi tentu saja, platform semacam ini akan mengundang kecurigaan banyak negara, terlebih Amerika Serikat. Penyapu sampah ruang angkasa semacam ini secara teori sangat mungkin untuk membunuh satelit negara lain yang masih aktif.
Terlebih dalam beberapa waktu terakhir, Amerika terus menyuarakan kekhawatiran mereka tentang upaya Moskow mengembangkan satelit militer baru.