Kabar Rusia mengirimkan personel militer ke Venezuela bukan sekadar isu. Bahkan Amerika juga mengakui hal tersebut.
Amerika mengecam tindakan Rusia tersebut dan menilai pengerahan itu sebagai menyelundupkan pasukan khusus, termasuk personel keamanan siber.
Pejabat Amerika Serikat yang minta namanya dirahasiakan kepada Reuters mengatakan Washington masih mengevaluasi pengerahan pasukan Rusia. Yang jelas Gedung Putih menilai tindakan Rusia sebagai sebagai eskalasi sembrono.
Dua pesawat angkatan udara Rusia yang mengangkut hampir 100 pasukan mendarat di luar Karakas pada Sabtu 23 Maret 2019. Mereka datang dua bulan setelah pemerintahan Trump mencabut dukungan bagi Presiden Nicolas Maduro.
Pemerintahan Trump mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden Venezuela yang sah dan meminta Maduro untuk mundur dari kursi kepresidenan. Rusia melihat sikap tersebut sebagai kudeta dukungan Amerika terhadap pemerintah sosialis Venezuela.
Penafsiran Amerika , bahwa kontingen Rusia beranggotakan ahli keamanan siber dan ahli-ahli “bidang terkait”, menunjukkan bahwa kontingen tersebut kemungkinan bermaksud membantu loyalis Maduro melakukan pengawasan serta perlindungan infrastruktur siber pemerintah.
Photos of the 2 RuAF airplanes that landed in Caracas today. An IL-62 and an AN-124#Venezuela #Russia pic.twitter.com/BY5cFHmwzn
— CNW (@ConflictsW) March 23, 2019