Saat Inggris secara resmi mempensiun jet tempur Tornado mereka, Jerman justru terus meningkatkan kemampuan pesawat tambun tersebut.
Jerman bergerak maju dengan rencana untuk mengintegrasikan Advanced Anti-Radiation Guided Missile (AARGM) AGM-88E ke dalam armada pesawat tempur Panavia Tornado dengan kontrak pengembangan perangkat lunak.
Sebagaimana dilaporkan Jane Minggu 24 Maret 2019, Departemen Pertahanan Amerika menungkapkan kontrak yang akan diberikan oleh US Naval Air Systems Command (NAVAIR) untuk meminta Alliant Techsystems Operations LLC mengembangkan perangkat lunak Block 1 untuk konfigurasi AARGM Tornado Luftwaffe.
NAVAIR tidak mengungkapkan berapa nilai kontrak itu, atau kapan kontrak itu diberikan dan diselesaikan. Jane sebelumnya telah melaporkan integrasi AARGM sedang dilakukan sebagai bagian dari upaya Tornado ASSTA-4.2, yang dapat berarti bahwa rudal akan tersedia mulai tahun 2023.
Luftwaffe memilih AARGM untuk mengganti Raytheon AGM-88B / C Rudal Anti-Radiasi Berkecepatan Tinggi atau High-Speed Anti-Radiation Missile (HARM) yang digunakan untuk misi suppression of enemy air defences (SEAD) melawan situs radar pertahanan udara berbasis darat.
AARGM secara signifikan meningkatkan HARM dengan bidang pandang yang disempurnakan yang memberikan kemampuan deteksi target rudal yang lebih tajam. Penambahan radar gelombang milimetri (MMW) memungkinkan citra radar dilacak dan direkam, sementara navigasi GPS / INS memungkinkan pelacakan rudal dilanjutkan jika radar musuh dimatikan.
Seperti halnya rudal yang dipekerjakan oleh Angkatan Udara Italia, rudal yang dipasok ke Jerman akan dibawa oleh Tornado varian Electronic Combat Reconnaissance (ECR) yang digunakan dalam peran SEAD. Luftwaffe memiliki 22 ECR sementara 68 pesawat lain untuk misi Interdiction Strike (IDS).