Sekilas seperti balon biasa yang bergerak lambat, tetapi jangan salah airship ternyata cukup sulit untuk ditembak jatuh ketika platform ini ikut dalam Perang Dunia II
Amerika Serikat adalah satu-satunya kekuatan yang menggunakan airship selama Perang Dunia II, dan mereka menggunakannya dengan sangat baik. Sekitar 89.000 kapal laut dikawal oleh airships Kelas K selama perang, dan hanya satu yang hilang karena ditembak musuh.
Amerika menggunakan balon terbang ini di kedua teater perang untuk berbagai misi seperti menebarkan ranjau darat, pencarian dan penyelamatan, pengintaian, mengawal konvoi, dan misi patroli anti-kapal selam.
Sebagaimana ditulis We are The Mighty, untuk misi anti-kapal selam, airships kelas-K dilengkapi dengan dua senapan mesin Browning M2 kaliber .50 dan bom kedalaman 4 Mark-47. Airship ini terbang dengan helium, bukan hydrogen yang mudah terbakar seperti kasus Hindenburg. Airships helium dimonopoli Amerika Serikat pada saat itu, dan mampu mengoperasikannya dengan aman.
Airships bukan sekadar balon, mereka dibuat dengan karet vulkanisir padat untuk menampung udara. Satu tembakkan saja tidak akan membuat airship jatuh.

Airship lain digunakan oleh semua pasukan termasuk barrage balloons. Kendaraan udara tak berawak ini melakukan tugas ganda dalam mengaburkan kota target atau kapal dari pesawat tempur dan pembom sambil melindungi daerah di sekitar mereka menggunakan penambat logam yang mengingatnya. Tambatan akan merobek pesawat musuh saat mereka berusaha terbang di dekat balon.
Selama perang, hanya satu airship seri- K yang hilang karena ditembak musuh. K-74 ditembak jatuh oleh kapal U Jerman di Selat Florida pada tahun 1943. Dari 10 awak yang ada di pesawat, sembilan selamat. Satu-satunya awak yang hilang karena dimakan oleh hiu. U-boat diserang oleh pembom Sekutu dan tenggelam setelah berusaha dengan tertatih-tatih kembali ke Jerman.
Angkatan Laut terus menggunakan balon udara untuk berpatroli di garis pantai Amerika sampai tahun 1962, meskipun kemampuan unik mereka untuk tetap tinggi selama lebih dari satu hari dan kemampuan untuk mengendus-endus kapal selam lebih baik daripada alternatif mana pun pada saat itu.
Amerika bahkan menguji dampak ledakan nuklir pada Airship K milik mereka dan percaya itu bisa dipersenjatai dengan bom kedalaman nuklir