Rudal balistik antarbenua baru Rusia yang disebut sebagai Sarmat atau Sarmat 2 akan menjadi tulang punggung kekuatan nuklir negara tersebut. Dengan jangkauan hingga 11.000 km rudal ini yang mampu membawa hingga 24 independently targetable reentry vehicles (MIRV) berkekuatan nuklir yang bisa ditargetkan secara mandiri.
Kepala Roscosmos Dmitri Rogozin mengklaim Sarmat tidak akan pernah bisa dibendung oleh sistem pertahanan udara manapun.
“Ini adalah rudal balistik berat yang mampu mengalahkan, merobek-robek setiap sistem pertahanan rudal menjadi berkeping-keping, apakah yang sudah ada atau yang akan datang,” kata Rogozin, kepada Televisi Rusia-24 dan dikutip Sputnik Jumat 22 Maret 2019.
Menurut pejabat itu, begitu dikerahkan, Sarmat akan menjadi tulang punggung kemampuan strategis Rusia. Rogozin menambahkan bahwa perusahaan Roscosmos sesuai jadwal dalam pengembangan rudal tersebut.
Senjata ini disebut-sebut sebagai upaya Rusia untuk melestarikan stabilitas strategis global di tengah rencana Amerika untuk mengembangkan pertahanan rudal canggih.
Pengujian negara terhadap Sarmat dimulai tahun lalu, dengan produksi massal diperkirakan akan dimulai pada tahun 2020 dan penempatan pertama ke Pasukan Rudal Rusia akan dimulai pada tahun 2021.
Mampu membawa berbagai kombinasi hulu ledak dan umpan, Sarmat juga diyakini akan mampu mengerahkan hingga 24 kendaraan meluncur hipersonik Avangard berkemampuan nuklir.
Setelah dikerahkan, Sarmat diharapkan berfungsi sebagai pencegah bagi sejumlah rencana Pentagon, termasuk upaya untuk membangun perisai pertahanan rudal yang efektif, dan apa yang disebut Prompt Global Strike.