Akan Akui Dataran Tinggi Golan Milik Israel, Trump Disebut Memancing Kerusuhan

Akan Akui Dataran Tinggi Golan Milik Israel, Trump Disebut Memancing Kerusuhan

Presiden Amerika Donald Trump terus membuat suasana panas. Setelah mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel, kini Trum mengatakan sudah tiba waktunya untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dari Suriah pada 1967.

Pernyataan itu menandai perubahan dramatis kebijakan Amerika dan memberi dorongan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tengah kampanyenya untuk terpilih kembali pada pemilihan di Israel.

Dataran tinggi tersebut direbut oleh Israel dalam Perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok pada 1981, dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional. Netanyahu telah mendesak Amerika Serikat agar mengakui klaimnya dan meningkatkan kemungkinan mendapatkan pengakuan itu dalam pertemuan pertamanya di Gedung Putih dengan Trump pada Februari 2017.

“Setelah 52 tahun tiba waktunya buat Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang memiliki kepentingan keamanan dan strategis penting buat Negara Israel dan Kestabilan Regional,” tulis Trump di akun Twitter Kamis 21 Maret 2019.

Tindakan Trump tersebut tampak sebagai yang paling terbuka untuk membantu Netanyahu, yang terlibat persaingan ketat untuk pemilihan umum 9 April, saat ia menghadapi tuduhan korupsi  yang ia bantah.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pengumuman Trump tersebut “sama sekali di luar hukum internasional”. Liga Arab sepenuhnya mendukung hak Suriah bagi dataran tinggi yang diduduki itu”, kata Aboul Gheit di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Mesir, MENA.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan di Twitter  bahwaTurki mendukung keutuhan wilayah Suriah. Ia mengatakan upaya Washington untuk mensahkan tindakan tidak sah Israel hanya akan mengakibatkan kerusuhan lebih lanjut di wilayah tersebut.

Pemerintah Suriah pada Jumat 22 Maret 2019 mengutuk pernyataan Trump  dan mengatakan Suriah bertekad untuk merebut kembali daerah itu melalui semua cara.

Di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Suriah, SANA, satu sumber Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan pernyataan tersebut memperlihatkan “bias membabi-buta Amerika Serikat” ke arah Israel. Pernyataan itu tidak mengubah “kenyataan bahwa Dataran Tinggi Golan dulu dan akan selalu menjadi milik Suriah, Arab”, katanya.

“Rakyat Suriah bertekad lebih kuat untuk membebaskan bagian berharga tanah nasional Suriah melalui semua saluran yang ada,” kata pernyataan tersebut.