Angkatan Udara Italia (Aeronautica Militare Italiana/ AMI) mengerahkan sejumlah pesawat tempur Eurofighter Typhoon ke Keflavik Airbase dengan salah satu tugas utama adalah mengawasi gerak-gerik pesawat militer Rusia.
Jet-jet tempur tersebut akan melakukan misi pengawasan udara NATO serta tugas-tugas pelatihan di Islandia.
Komando Angkatan Udara Italia dalam pengumumannya Senin 18 Maret 2019 sebagaimana dilaporkan Jane mengatakan misi NATO ini akan dimulai pada pertengahan Maret dan akan berjalan hingga pertengahan April.
Sebagaimana dicatat oleh komando, ini adalah penyebaran keempat untuk Angkatan Udara Italia dengan rotasi sebelumnya telah terjadi pada 2013, 2017, dan 2018. Pada kesempatan itu, Italia mengerahkan hingga enam Typhoon dan sebuah tanker Boeing KC-767.
Sebagaimana aturan misi khusus ini, Angkatan Udara Italia akan menghabiskan minggu pertama untuk melakukan penerbangan sosialisasi ke Islandia di bawah kendali Pusat Pengendalian dan Pelaporan Penjaga Pantai Islandia Loki di Keflavik.
Detasemen ini sekarang disertifikasi oleh Pusat Operasi Udara Gabungan NATO di Uedem, Jerman, untuk menerbangkan misi pemolisian udara di wilayah udara Islandia.
Untuk misi ini anggota aliansi melakukan rotasi tiga hingga empat minggu. Negara biasanya menyumbang empat pesawat per penyebaran, meskipun jumlah ini fleksibel.
Misi sebelumnya telah diterbangkan oleh Kanada, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Portugal, dan Amerika. Pengawasan ini dilakukan karena Islandia tidak memiliki kemampuan untuk menjaga wilayah udaranya sendiri.
Sebuah rencana penempatan oleh Inggris pada tahun 2008 dibatalkan setelah pertikaian diplomatiknya dengan Islandia mengenai krisis perbankan negara Nordik, meskipun pada tahun 2018 diumumkan bahwa Inggris akan kembali dikerahkan akhir tahun ini.
Lebih jauh ke anggota NATO, baik Finlandia dan Swedia telah mengerahkan pesawat tempur ke Islandia untuk tujuan pelatihan.
Pengamanan wilayah udara Islandia yang berdekatan dengan Laut Barents dilakukan NATO dalam menyikapi ancaman dari Rusia.
Setelah penarikan Angkatan Udara Amerika di Pangkalan Udara Keflavik, Islandia, pada September 2006, negara tersebut tidak memiliki angkatan udara yang mampu untuk melakukan patroli udara di wilayah kedaulatannya.
Pada tahun yang sama, Perdana Menteri Islandia Geir Haarde meminta anggota NATO untuk melindungi wilayah udara Islandia. Haarde saat itu membantah permintaan tersebut ditujukan untuk mencegah ancaman Rusia