Site icon

21 Juta Orang akan Tewas Jika Perang Nuklir Antara Pakistan-India Pecah

India dan Pakistan menjadi dua tetangga yang tidak memiliki hubungan baik. Sialnya, kedua negara ini sama-sama memiliki senjata nuklir yang sangat berbahaya.

India dan Pakistan telah terjebak dalam hubungan yang tidak harmonis. Dan yang lebih mengerikan kedua negara Asia ini merupakan dua kekuatan nuklir. Potensi kiamat justru mengancam di wilayah ini.

Jika kedua negara ini kemudian terlibat dalam perang tukar menukar bom nuklir maka ini akan menjadi bencana yang sangat mengerikan. Keduanya akan meledakkan 100 hulu ledak nuklir (sekitar setengah dari arsenal gabungan) yang masing-masing setara dengan bom Hiroshima yang berkekuatan 15 kiloton.

Lebih dari 21 juta orang akan langsung terbunuh karena ledakan ini. Selain itu sekitar setengah lapisan ozon pelindung dunia akan hancur , planet ini akan dilanda “musim dingin nuklir” yang akan melumpuhkan musim hujan dan pertanian di seluruh dunia.

Menurut studi oleh para peneliti dari Rutgers University, University of Colorado-Boulder dan Universitas California, Los Angeles pada 2007 disebutkan 21 juta orang akan binasa dalam minggu pertama dari efek ledakan, luka bakar dan radiasi akut. Jumlah ini setara dengan  setengah jumlah korban Perang Dunia II.

Sementara menurut sebuah analisis IndiaSpend analysis of South Asia Terrorism Portal korban tewas akibat perang nuklir ini akan mencapai 2.221 kali jumlah warga sipil dan pasukan keamanan tewas oleh teroris di India selama sembilan tahun hingga 2015.

Menurut perkiraan Dokter Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir, sebuah organisasi dokter dunia, sebanyak dua miliar orang di seluruh dunia akan menghadapi risiko kelaparan parah akibat efek iklim penggunaan senjata nuklir di benua itu.

Laporan Buletin Ilmuwan Atom, sebuah advokasi perlucutan senjata global menyebutkan Pakistan diperkirakan memiliki 110-130 hulu ledak nuklir pada 2015 yang meningkat dari estimasi 90-110 hulu ledak pada 2011. Sedangkan India diperkirakan memiliki 110 hingga 120 hulu ledak nuklir.

Kekuatan Nuklir Pakistan

Nuklir Pakistan bertumpu pada rudal balistik.  Sebanyak 66 persen hulu ledak nuklir Pakistan dipasang pada 86 rudal balistik darat, menurut perkiraan Buletin Ilmuwan Atom.

Sebuah serangan besar oleh jarak menengah rudal balistik berujung nuklir Pakistan (MRBM) kemungkinan akan menargetkan empat kota India yakni New Delhi, Mumbai, Bengaluru dan Chennai (tergantung dari mana rudal itu ditembakkan). MRBM juga akan menargetkan “markas utama Angkatan Darat India.

Hampir setengah (40) dari hulu ledak rudal balistik Pakistan bisa dikawinkan dengan Ghauri MRBM. Rudal ini memiliki jangkauan diklaim 1.300 km dan dapat menargetkan Delhi, Jaipur, Ahmedabad, Mumbai, Pune, Nagpur, Bhopal dan Lucknow. Hal ini berdasarkan laporan program rudal balistik Pakistan 2006 oleh National Institute of Advanced Studies (NIAS), Bengaluru .

Pakistan diperkirakan memiliki delapan hulu ledak yang bisa dikawinkan dengan Shaheen (Falcon) II. MRBM ini memiliki jangkauan 2.500 km dan dapat menargetkan kota-kota India paling utama, termasuk Kolkata di pantai timur.

Diperkirakan 16 hulu ledak bisa ditembakkan dengan rudal jarak pendek Ghaznavi. Dengan jangkauan 270 km hingga 350 km, dapat menargetkan Ludhiana, Ahmedabad dan perimeter luar Delhi.

Pakistan diperkirakan memiliki 16 rudal balistik jarak pendek (IRBM) berujung nuklir Shaheen1 dengan jgnakaun jangkauan 750 km yang bisa mencapai Ludhiana, Delhi, Jaipur dan Ahmedabad.

Pakistan juga diperkirakan memiliki enam rudal Nasr dengan  jangkauan 60-km yang bisa dikawinkan dengan senjata nuklir. Rudal nuklir taktis ini bisa menargetkan formasi pertempuran Angkatan Darat India di garis depan.

Pakistan juga memiliki delapan rudal jelajah nuklir Babur dengan jangkauan 350 km. Diperkirakan 36 hulu ledak nuklir, yang merupakan 28 persen dari total hulu ledak milik Pakistan, dapat dikirimkan dengan menggunakan pesawat. Jet tempur F-16 A / B dapat memberikan 24 bom nuklir sementara buatan Mirage III / V dapat memberikan 12.

Kekuatan Nuklir India

Sementara India telah mengerahkan 56 rudal balistik Prithvi  dan Agni  yang membawa 53 persen dari 106 hulu ledak milik India, menurut Buletin Ilmuwan Atom.

Jumlah ini tidak memperhitungkan 12 hulu ledak yang dibawa rudal balistik kapal selam (SLBM) K-15 Sagarika, yang India telah mungkin memproduksi untuk kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir INS Arihant.

Setelah ditugaskan, Arihant akan memberikan India triad nuklir strategis dan kemampuan serangan kedua.

Mengingat ukuran geografis yang lebih kecil dari Pakistan, India kemungkinan akan menargetkan “Islamabad, Rawalpindi, Lahore dan Karachi dan markas Angkatan Darat Bersenjata Pakistan di Nowshera.

Namun dampak serangan nuklir di Lahore dan Karachi tidak hanya akan merusak wilayah Pakistan, dan tergantung pada arah angin, dapat mempengaruhi wilayah perbatasan India dan Afghanistan.

Rudal SRBM Prithvi dengan jangkauan 250 km bertindak sebagai sistem pengiriman untuk 24 hulu ledak India. Rudal ini mampu memukul kota besar Pakistan, seperti Lahore, Sialkot, ibukota Islamabad, dan Rawalpindi, menurut analisis IndiaSpend Mei 2015.

India memiliki 20 rudal SRBM berujung nuklir Agni I dan delapan rudal balistik jarak menengah (IRBM) Agni II, dengan rentang, masing-masing 700 km dan 2.000 km. Ini mampu menghantam hampir semua kota Pakistan, termasuk Lahore, Islamabad, Rawalpindi, Multan, Peshawar, Karachi, Quetta dan Gwadar.

Agni III, IV dan V, dengan rentang lebih jauh mungkin bisa mencapai semua wilayah Pakistan, tetapi dapat dengan aman dikatakan mereka diarahkan lebih ke arah China.

India juga memiliki sekitar dua kapal yang mampu meluncurkan Dhanush SRBM yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Rudal ini memiliki jangkauan 350 km.

Pesawat India dapat memberikan sekitar 45 persen dari 106 hulu ledak. Pembom tempur Jaguar dapat memberikan sekitar 16 hulu ledak nuklir, sedangkan Mirage-2000 dapat memberikan 32.

NEXT: BERBAGAI SKENARIO SERANGAN

Skenario 1: China Lebur Delhi

New Delhi akan hancur total. Semua bangunan dalam radius 7.83 km menjadi puing-puing, sedangkan radius 2.39 km bola api menguap sebagian materi. Jumlah korban luka akan mencapai jutaan.

Skenario 2: Mumbai Diratakan Pakistan

Central Mumbai dibom pada saat puncak jam sibuk. Meskipun bola api hanya memiliki radius setengah kilometer tetapi akan membuat kehancuran total. Radius 2.74 km akan terkena radiasi termal dengan luka bakar tingkat tiga.

Skenario 3: Beijing Dibom Kapal Selam India

Sebagai pembalasan setelah dibom, kapal selam India INS Arihant yang berpatroli di Laut China Selatan menargetkan ibukota China dengan melesatkan rudak nuklir ke Beijing. Radius ledakan udara dari 1,79 km dan udara di atas tekanan menyebabkan kematian besar dan menghancurkan sebagian besar bangunan tempat tinggal.

Skenario 4: Shanghai Dihancurkan

Kebanyakan gedung pencakar langit di pusat bisnis Pudong New Area, Shanghai akan tersisa menjadi puing-puing dengan setengah-kilometer radius bola api. Lingkaran radiasi 1,68 km radius menyebabkan antara 50% – 90% kematian di daerah yang terkena.

Skenario 5: Islamabad Dihantam Rudal Prithvi

Islamabad hancur total. Mereka yang terkena dampak lingkaran ledakan udara yang paling mungkin untuk binasa. Orang dalam radius 30,5 persegi sekitar ledakan menderita luka parah dan cacat.

Skenario 6: Karachi Jadi Kota Hantu

Kota yang paling padat penduduknya di Pakistan menderita kerusakan parah. Bola api dengan luas beberapa kilometer mengandung hampir 50% dari total energi ledakan, membunuh sebagian besar wilayah. Luka bakar akan dirasakan orang yang berada di radius 5 km dari ground zero.

Kerusakan yang sebenarnya dimulai setelah ledakan nuklir. Hampir 90% dari kematian terjadi dalam dua bulan pertama setelah ledakan. Pada bulan ketiga dan keempat, sebagian besar kematian terjadi akibat radiasi pengion.

Tapi itu akan lebih buruk. Tergantung pada kondisi cuaca seperti kecepatan angin dan hujan, banyak orang yang terpengaruh oleh kejatuhan (bahan radioaktif sisa yang mencapai bagian atas atmosfer dan jatuh dari langit). Mereka akan menderita keracunan radiasi dan menderita kematian sumsum tulang.

Yang terakhir ini disertai dengan muntah dan diare. Sistem saraf pusat korban lain akan terpengaruh menyebabkan ekstrim nyeri,  mual dan kejang.

Hal itu belum menjadi akhir. Efek jangka pendek termasuk rambut rontok, gatal dan pengelupasan kulit dan borok pada kulit.

Risiko jangka panjang termasuk katarak dan induksi kanker. Efek akan berlangsung selama lebih dari 50 tahun setelah ledakan. Generasi masa depan korban yang kemungkinan menderita penyakit genetic.

Dari berbagai sumber

Exit mobile version