Rusia memberi peringatan keras Indonesia agar tidak memberikan perbaikan peralatan militer buatan Rusia kepada Ukraina.
Menurut sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Deputi Layanan Federal dari PTS Petukhov, yang dikirimkan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Indonedia tertanggal 27 Februari 2019 tentang penempatan pesanan perbaikan pesawat di Ukraina, termasuk mesin-mesin dari AL-31F untuk Su-27, Petukhov menyatakan bahwa sertifikasi perusahaan Ukraina untuk kepatuhan dengan dokumentasi teknis saat ini tidak dilakukan.
Defenseworld mengutip Censor.Net melaporkan Kamis 14 Maret 2019, surat itu juga menekankan bahwa pihak Rusia “tidak akan dapat memikul tanggung jawab atas pengoperasian pesawat semacam itu.”
Direktur Jenderal Ukroboronprom yang dikelola negara Ukraina, Pavlo Bukin menanggapi laporan itu mengatakan Ukraina adalah pemain yang kuat di pasar untuk perbaikan, kelaikan udara dan modernisasi pesawat, termasuk yang dikembangkan di negara lain.
“Dan saat ini Ukroboronprom, di fasilitas Lutsk Repair Plant, sedang melaksanakan kontrak untuk perbaikan mesin pesawat untuk Angkatan Udara Indonesia, itulah sebabnya Rusia berusaha menekan teman-temannya dan mitra Ukraina di Indonesia dan negara lain, dan surat-surat serupa adalah upaya untuk mendorong kami keluar dari pasar internasional yang menjanjikan. ”
Dia mencatat bahwa Ukraina memiliki dokumentasi teknis yang diperlukan untuk perbaikan saat ini dan memiliki sumber daya armada pesawat militer dari berbagai MiG, Su, Il, Mi. Menurutnya, hak-hak tersebut tidak berlaku surut, dan Rusia tidak memiliki alasan hukum untuk meminta lisensi tambahan dari Ukraina.
“Berkenaan dengan regulasi pesawat militer, setiap operator menetapkan aturannya sendiri dan membuat perubahan pada desain. Tanda independensi adalah kecukupan potensi ilmiah, teknis, desain, dan produksi dari masing-masing negara. Oleh karena itu, klaim pengembang atau produsen, dalam hal ini, Rusia, tidak relevan, “kata Bukin.
“Perbaikan harus dilakukan dalam volume penuh dan sesuai dengan teknologi, sesuai dengan dokumen perbaikan yang berlaku di perusahaan sesuai dengan standar, spesifikasi dan dasar hukum lainnya yang berlaku di Ukraina. Sebelum kontrak selesai, pelanggan harus melakukan verifikasi perusahaan, memeriksa kapasitas produksi, memeriksa sertifikat yang ada, memberikan keabsahan perbaikan dan tingkat standar kualitas ,” kata Bukin.
Dia mencatat bahwa pabrik telah memutuskan substitusi impor suku cadang. “Perusahaan bekerja sama dengan pabrik-pabrik penerbangan, biro desain dan lembaga Ukraina terkemuka, berkat kerja sama ini, serta suku cadang yang diproduksi pabrik sendiri, bisa sepenuhnya memperbaiki mesin pesawat untuk Angkatan Udara Ukraina dan pelanggan asing,” kata Pavel Bukin.
Menurut Bukin, pabrik perbaikan Lutsk “Motor” melakukan perbaikan mesin pesawat AL-31F dan GTDE-117-1, VKA dan semua unit mereka sudah ada sejak 1990.