Kementerian Pertahanan Indonesia dilaporkan condong ke varian kelas Iver Huitfeldt dalam upaya mereka untuk mendapatkan dua frigat bagi TNI Angkatan Laut.
IHS Janes mengutip korepondensi antara Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan sekretaris kabinet menyebutkan kelas Iver Huitfeldt sebagai salah satu yang memiliki kemampuan tempur yang andal, dan dapat beroperasi di ekstremitas zona ekonomi eksklusif Indonesia.
“Mengacu pada program akuisisi fregat TNI-AL, dan bagaimana kita sekarang mendekati tahun terakhir dari rencana strategis 2015-2019 tanpa keputusan, dengan ini kami ingin meminta pertemuan tertutup [dengan kabinet] untuk membahas lebih lanjut rencana akuisisi untuk kapal-kapal ini, ” demikian bunyi surat yang didapat Jane 13 Maret 2019 tersebut.
Pertemuan itu, yang semula diminta pada 5 Maret 2019, juga akan digunakan oleh para pejabat Kementerian Pertahanan untuk mempresentasikan kasus lebih lanjut jika memilih varian kelas Iver Huitfeldt yang ditawarkan oleh perusahaan Denmark Odense Maritime Technology (OMT), termasuk spesifikasi teknisnya.
Fregat diakuisisi sebagai bagian dari tahap kedua Esensial Minimum Force (MEF), yang berlangsung dari 2015 hingga 2019. Indonesia telah memperoleh dua frigat Kelas SIGMA 10514 dari Damen yang kemudian disebut sebagai Kelas RE Martadinata. Untuk mencapai persyaratan MEF, TNI AL setidaknya harus membeli empat kapal lagi.
Kelas Iver Huitfeldt merupakan salah satu frigat terbaik di dunia yang digunakan Angkatan Laut Denmark. Kapal ini didasarkan pada kapal yang sama dengan kelas Absalon yang memungkinkan untuk mengurangi biaya desain dan konstruksi dari frigat baru ini, dan menjaga kesamaan.
Peran utama kelas Iver Huitfeldt adalah pertahanan udara dengan tiga kapal di kelas ini dibangun. Kapal pertama ditugaskan pada tahun 2012.
Frigat kelas Iver Huitfeldt memiliki tata letak yang agak tidak biasa dan terlihat agak besar untuk kelas kapal ini. Meski begitu mereka mengemas pukulan yang tangguh. Sebagian besar sensor dan peralatan perang anti-udara serupa dengan kapal kelas Sachsen Jerman dan perusak kelas De Zeven Provincien Belanda.
Frigat kelas Iver Huitfeldt memiliki sistem muatan misi modular. Sistem yang sama digunakan untuk kapal pendukung kelas Absalon. Frigate ini memiliki slot untuk enam modul. Senjata pertahanan udara utamanya adalah rudal Standard SM-2 (atau SM-6), serta rudal RIM-162 Evolved Sea Sparrow. Kapal perang ini juga membawa rudal anti kapal Harpoon.
Frigat ini memiliki hanggar dan dapat menampung NFH 90, Westland Lynx Mk.90B, atau helikopter sejenis, yang menyediakan kemampuan perang anti-kapal selam tambahan. Angkatan Laut Denmark juga memerintahkan helikopter anti-kapal selam Sikorsky MH-60R Seahawk.
Kelas Iver Huitfeldt memiliki sistem propulsi diesel saja yang didukung oleh empat mesin diesel MTU 20V M70, mengembangkan output gabungan 44 000 shp.
Frigat Denmark ini sangat hemat bahan bakar. Pada kecepatan rendah ia mampu menempuh jarak 16 700 km (9.000 mil laut). Sudah cukup untuk melakukan perjalanan dari Denmark ke Amerika Serikat dan kembali, bahkan masih ada sisa bahan bakar di tangkinya.
Kelas Iver Huitfeldt sedikit lebih rendah dari frigat kelas Sachsen Jerman. Kapal ini tidak memiliki pertahanan rudal lapis ketiga dan sedikit membawa torpedo. Frigat Denmark hanya memiliki sonar lambung, tapi tidak ada sonar menara untuk deteksi kapal selam.
Selain itu jika frigat Jerman membawa dua helikopter dan kelas Iver Huitfeldt hanya membawa satu. Selanjutnya frigat Denmark memiliki sistem propulsi diesel yang lebih rendah. Namun radar pertahanan udaranya lebih mampu daripada sistem Aegis kelas Alvaro de Bazan.