Kementerian Pertahanan Amerika mengungkapkan bahwa mereka akan mulai membuat bagian-bagian untuk sistem rudal jelajah yang diluncurkan di darat yang sebelumnya dilarang oleh ketentuan-ketentuan Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) dan sekarang ditangguhkan.
Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Michelle Baldanza mengatakan bahwa badan tersebut akan memulai kegiatan fabrikasi pada komponen untuk mendukung pengujian pengembangan sistem ini.
Langkah untuk memulai kembali program itu muncul sebagai akibat pemerintahan Trump pada Februari 2019 mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari perjanjian kontrol senjata tahun 1987 atas tuduhan bahwa Rusia melanggar perjanjian tersebut.
Perjanjian itu melarang kedua negara membangun rudal yang diluncurkan darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.000 kilometer. Moskow sebagian besar telah membantah bahwa mereka pernah melanggar ketentuan perjanjian.
“Karena Amerika Serikat telah dengan cermat memenuhi kewajibannya dengan Perjanjian INF, program-program ini masih dalam tahap awal,” tambah Baldanza sebagaimana dikutip VOA Selasa 12 Maret 2019. Dia menekankan bahwa upaya Amerika hanya membangun rudal konvensional bukan nuklir.
Namun, juru bicara lebih lanjut menjelaskan bahwa upaya baru Amerika dapat dibalikkan, dan akan dihentikan jika Rusia kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi sebelum Amerika menarik diri dari perjanjian pada Agustus 2019.
Beberapa hari sebelum pengumuman dibuat, seorang pejabat Departemen Pertahanan mengatakan kepada Aviation Week bahwa penelitian dan pengembangan konsep-konsep non-nuklir telah dimulai pada akhir 2017. Pengembangan sebelumnya telah berhenti dari aktivitas fabrikasi karena melangkah lebih jauh akan tidak konsisten dengan ketentuan INF.