Saat pecah konflik bersenjata dengan Pakistan yang melibatkan sejumlah jet tempur, Su-30MKI India justru nyaris tidak terdengar perannya. Padahal jet tempur ini adalah tulang punggung utama Angkatan Udara India. Ada apa dengan jet tempur ini?
Kini pertanyaan itu terjawab. Jet tempur ini tidak bisa berperan banyak karena India sampai saat ini belum membangun pangkalan yang bisa menampung Su-30MKI di dekat garis kontrol Kashmir. Jet tempur ini harus dikerahkan dari daerah yang lebih jauh hingga terlambat untuk secara cepat mengantisipasi keadaan.
Sampai saat ini pembangunan hangar diperkeras untuk Su-30MKI di garis depan belum bisa dilaksanakan. The Hindu melaporkan proyek ini bahkan baru dimulai akhir 2017, dua dekade setelah jet tersebut dibeli.
“Karena keterlambatan birokrasi, kami tidak dapat mengembangkan blast pen [tempat perlindungan] untuk Su-30 MKI dekat Line of Control [LoC]. Komite Kabinet Keamanan memberikan izin proyek baru pada akhir 2017, ” kata sumber pertahanan yang dikutip The Hindu Senin 11 Maret 2019.
Oleh karena itu, jet-jet itu tidak dapat dikerahkan di sepanjang LoC, dan mereka harus terbang cepat dari belakang untuk mencegat jet-jet Angkatan Udara Pakistan (PAF) yang mencoba membom instalasi militer India. Hal ini menjelaskan mengapa jet MiG-21 yang dikerahkan untuk melakukan misi melawan jet tempur yang lebih muda dan canggih selama pertempuran udara sehari setelah serangan udara Balakot.
“Proyek ini akan memakan waktu tiga atau empat tahun untuk diselesaikan,” kata pejabat itu, tetapi menolak menyebutkan jumlah blast pen yang akan dibangun atau biayanya.
Pada 27 Februari pagi, lebih dari 20 jet Angkatan Udara Pakistan, termasuk F-16, JF-17, dan beberapa Mirage secara singkat melintasi LoC dan berusaha untuk menjatuhkan bom glide H4, tetapi dicegat oleh delapan jet MiG-21 Bison. Mirage-2000 dan Su-30MKI diterbangkan dari pangkalan di sekitar tetapi MiG-21 adalah yang terdekat dan segera mencapai lokasi.
Dalam pertempuran itu satu jet tempur MiG-21 India ditembak jatuh sementara India mengklaim menembak F-16 Pakistan yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan.
Angkatan Udara India mendapat batch Su-30 pertama dari Rusia pada tahun 1996 dan sejak itu menekan kontrak pembangunan 272 pesawat, dengan 240 pesawat telah operasional.