SENJATA
Sebuah pesawat tempur generasi kelima juga membutuhkan rudal generasi kelima. Tetapi sayangnya pesawat ini masih menggunakan senjata sama seperti yang digunakan oleh generasikeempat.
Meskipun hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja tempur secar signifikan tetapi rudal ini masih bisa dijamm oleh radar musuh. Selain itu ukuran rudal yang relatif besar dengan sirip non lipat menjadikan kapasitas teluk senjata Raptor tidak bisa membawa senjata banyak.
Pada akhirnya F-22 hanya membawa enam rudal rudal AIM-120 di teluk senjata tengah pesawat dan 2 AIM-9 di teluk sisinya. Jumlah ini mungkin bisa meningkat menjadi 10-12 untuk rudal masa depan yang lebih kecil dan sirip lipat.
Kapasitas delapan saat ini cukup untuk melawan jet tempur generasi keempat paling modern. Senjata-senjata ini sedang ditingkatkan dan F-22 akan dapat ke lapangan dengan membawa AIM-120D dan AIM-9X setelah upgrade.
F-22 secara teknis ditunjuk sebagai F / A-22 karena merupakan pesawat multi-peran yang bisa bertarung dengan pesawat dan rudal serta melakukan serangan darat.
Senjata pilihan untuk F-22 guna menyasar target darat adalah Small Diameter Bomb (SDB). HIngga 8 bom dipandu GPS dengan jangkauan 50 km bisa dibawa di teluk senjata tengah bersama dengan AAM.
Mereka digunakan untuk serangan presisi terhadap target darat dan ukurannya yang kecil, akurasi dan efektivitas membuat Raptor menjadi pesawat serang yang cukup ampuh.
Bom yang lebih besar yakni 1000, 2000 lb Joint Direct Attack Munitions (JDAM) dipandu GPS juga dipat dibawa tetapi jumlahnya hanya satu atau dua saja. Karena USAF memiliki pembom siluman di persediaan, maka hampir tidak F-22 akan menggunakan senjata ini dalam misi sebenarnya.
Senjata-senjata yang dibawa oleh Raptor tidak terbatas di teluk internal, tetapi dapat juga membawa senjata yang ditempatkan secara eksternal termasuk juga membawa tanki bahan bakar eksternal.
Tetapi konfigurasi semacam ini dipastikan akan menghilangkan sifat siluman pesawat. Senjata eksternal bisa dibawa ketika Raptor masuk ke misi yang memang tidak memerlukan sifat siluman seperti menyerang daerah dengan sistem pertahanan udara yang lemah.
MASALAH GENERASI KELIMA DAN COMBAT
Semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan di dalam pesawat terbang, semakin tinggi tingkat masalah yang berpotensi muncul. Solusi untuk masalah canggih seperti bug sangat mahal dan umumnya melibatkan beberapa tahun pengujian dan penelitian.
Meskipun pesawat ini adalah adalah petarung terbaik yang pernah dibangun, dia juga memiliki banyak masalah. Yang paling terkenal adalah apa yang dikenal dengan istilah ‘Raptor Batuk’ yang disebabkan sistem pembangkit oksigen dan filter rusak yang mengganggu pernapasan pilot dan akhirnya menderita batuk yang khas.
Masalah ini disebut sudah bisa diselesaikan dengan memasang sistem generator dan filter oksigen baru.
Uang adalah masalah lain di sini. Setiap sortie Raptor juga mengalirkan uang dengan kecepatan supersonik. Pada 2013, biaya per jam penerbangan adalah US$ 68.362 atau tiga kali lipat lebih dibandingkan F-16.
Lapisan siluman F-22 juga membutuhkan perawatan intensif dan setiap komponen utama memiliki harga selangit dibandingkan dengan pejuang generasi keempat.
COMBAT
Meskipun AS telah masuk ke begitu banyak perang setelah Raptor ada, tetapi F-22 baru ikut dalam misi tempur sebenarnya pada serangan melawan ISIS di Suriah dan Irak yang dimulai pada 2014 lalu.
Medan tempur yang bisa dikatakan ringan karena musuh tidak memiliki sistem pertahanan udara dan radar atau pesawat sehingga sifat siluman Raptor yang mahal nyaris tidak berguna.
Baru setelah Rusia mendorong sistem pertahanan udara paling canggih mereka S-400 ke Suriah, ada lawan setanding di darat. Tetapi keduanya hampir tidak mungkin saling menyerang di Suriah. Kalau saling intip dan uji mungkin iya.
Selain itu Rusia juga mengirimkan Su-35S yang disebut-sebut bisa mengimbangi Raptor. Apakah kedua pesawat pernah saling bertemu di udara atau setidaknya salin mendeteksi, sejauh ini belum ada laporan tentang hal itu.
Di dalam pertempuran sebenarnya, Raptor selain melakukan misi serangan dan pertempuran juga bertugas sebagai pendamping bagi pesawat generasi keempat yang tidak memiliki kemampuan siluman.
Pesawat generasi keempat akan terbang jauh di belakang Raptor yang bergerak untuk mencari target. Setelah target ditemukan kemudian diserahkan ke generasi keempat untuk menyelesaikan.
Kombinasi ini juga menguntungkan dalam hal senjata mengingat generasi keempat mampu membawa senjata lebih banyak dibandingkan Raptor.
F-22 juga kerap digunakan sebagai senjata untuk menggertak lawan. Beberapa kali pesawat ini dikirim ke wilayah yang sedang dilanda ketegangan termasuk ke wilayah Eropa yang sedang adu mata dengan Rusia.
Ketika datang Raptor membawa pesan bagi lawan untuk tidak bertindak macam-macam karena mereka berhadapan dengan sistem senjata paling canggih di muka bumi.
Terakhir Amerika juga mengirimkan F-22 ke Korea untuk mengetuk pintu rumah Kim Jong un yang telah melakukan uji coba nuklir dan peluncuran roket jarak jauh yang memunculkan ketegangan dan kecemasan banyak negara.
Tidak lupa F-22 juga melakukan pekerjaan tradisional mencegat dan mengawal pembom Rusia yang kerap menggoda terbang di dekat wilayah Amerika.