Setelah Reparasi 18 Bulan, Kapal Induk Charles de Gaulle Bergerak ke Timur Tengah
Kapal induk Prancis Charles de Gaulle / Kementerian Pertahanan Prancis

Setelah Reparasi 18 Bulan, Kapal Induk Charles de Gaulle Bergerak ke Timur Tengah

Kapal Induk Charles de Gaulle milik Angkatan Laut Prancis pada 5 Maret 2019 bergerak dari Toulon untuk misi satu bulan setelah menyelesaikan reparasi tengah umur yang menghabiskan waktu 18 bulan.

Misi dengan kode “Clemenceau” tersebut akan menyebarkan kapal induk Mediterania dan Timur Tengah selama satu bulan.

Kelompok tempur kapal induk termasuk frigat pertahanan udara, frigat multi-misi FREMM, kapal komando dan pengisian ulang dan kapal selam serangan nuklir. Sejumlah elemen angkatan laut sekutu juga akan ambil bagian, termasuk kapal-kapal dari Australia, Denmark, Italia, Portugal, Inggris, dan Amerika.

Sebagaimana dilaporkan Air and Cosmos International, kelompok tempur akan berpartisipasi dalam Operasi Chammal, kontribusi Prancis untuk operasi militer pimpinan Amerika melawan ISIS. Latihan bersama dengan pasukan angkatan laut sekutu juga dijadwalkan, serta kontak dengan Angkatan Laut India dan Angkatan Laut Australia.

Menyusul reparasi komprehensif, kapal induk nuklir tersebut sekarang dilengkapi dengan hingga 30 jet tempur Rafale, dua pesawat peringatan dini Hawkeye, dua helikopter Dauphin dan satu helikopter NH90 Caiman.

Charles de Gaulle seberat 38.000 ton ini menjadi satu-satunya kapal induk milik Prancis. Pembangunan dimulai pada 1987. Kendala anggaran menjadikan proses tertunda empat kali hingga dari rencana awal akan dilantik awal 1990an molor menjadi tahun 2001.

Flattop ini memiliki kapasitas 40 pesawat, dan mampu meluncurkan pesawat setiap tiga puluh detik. Dengan panjang 860 meter panjangnya, kapal induk Prancis lebih kecil dibanding milik Amerika yang hampir 1.100 meter. Hal ini dapat membawa sampai 30 pesawat, bersama dengan awak hampir 2.000.

Kapal ini memiliki dua strip untuk lepas landas pesawat di depan dan satu untuk mendarat di belakang.