Analis militer Finlandia-Swedia, Robin Häggblom, meminta negara-negara Nordik untuk benar-benar mewaspadai rudal Iskander. Menurutnya, sistem senjata ini bukan sekadar rudal biasa.
Menurutnya beberapa karakteristik Iskander sebagian besar tetap tidak diketahui karena kerahasiaan militer. Kedua, rudal balistik ini sulit dilawan. Terakhir kapasitas nuklir Iskander sangat mengkhawatirkan.
“Lintasan rudal tidak cukup balistik; [Iskander] dapat bermanuver, tetapi tidak dapat, katakanlah, untuk naik jika sudah turun ke tanah”, Häggblom menulis dalam sebuah opini di Svenska Dagbladet dan dikutip Sputnik.
Namun demikian, ia menyebut Iskander “lebih dari sekadar rudal balistik” dan menyebutnya sebagai ancaman bagi tetangga-tetangga Nordik Rusia, Finlandia dan Swedia.
“Iskander dapat mencapai kecepatan yang sangat tinggi ketika rudal diarahkan ke bawah, sekitar 2-3 kilometer per detik. Untuk dapat menembak jatuh rudal dengan kecepatan seperti itu, diperlukan rudal pertahanan udara yang sangat canggih. Juga, rudal itu harus sangat dekat dengan target,” tulis Häggblom yang merupakan seorang analis kebijakan pertahanan dan keamanan ini.
Analis militer ini meragukan keefektifan pertahanan udara Patriot buatan Amerika bisa mengadang rudal tersebut meski disebut-sebut sebagai salah satu kesepakatan termahal dalam sejarah Angkatan Bersenjata Swedia.
“Swedia, seperti yang Anda tahu, telah membeli sistem Patriot, yang dapat bekerja melawan pesawat dan rudal jelajah pada jarak 100 kilometer, serta melawan balistik rudal pada jarak yang jelas lebih pendek “, tulis Häggblom. Dia menambahkan harga untuk empat baterai mencapai hingga lebih dari US3,2 miliar.
Häggblom mengingatkan bahwa Rusia, sebaliknya, memiliki 10 hingga 12 brigade Iskander yang tersebar di seluruh negeri. Satu brigade memiliki 12 kendaraan dengan masing-masing dua rudal, yang secara teoritis memberikan salvo 288 Iskander. “Bagaimana Anda bisa mempertahankan diri terhadap hujan rudal ini?”
Menurut Häggblom, rudal jelajah FAS-158 JASSM Finlandia dan Robot 15 Swedia dapat digunakan untuk melumpuhkan Iskander saat masih di darat. Namun, dia mengakui, ini memerlukan informasi target yang akurat dan juga memunculkan pertanyaan apakah ini layak dilakukan karena berarti menyerang terlebih dahulu.
Terakhir, Häggblom juga mengutip rudal jelajah lain Rusia , Kalibr, yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer dan digunakan oleh pasukan darat dan Angkatan Laut.
“Untuk wilayah Nordik, Kalibr merupakan masalah setidaknya dengan cakupan yang sama dengan Iskander, terutama karena kita berada dalam jangkauan Armada Baltik dan Armada Utara Rusia, yang berbasis di Samudra Arktik”, tulis Häggblom. Dia menekankan bahwa yang terakhir berada di luar jangkauan sebagian besar sistem pertahanan Finlandia dan Swedia.
Häggblom juga mengutip kekhawtiran bahwa Kalibr digunakan oleh Iskander-K, yang, menurutnya, adalah inti dari perselisihan yang menyebabkan Amerika meninggalkan perjanjian INF pada 2 Februari yang diikuti Rusia.