Korea Selatan menyebut Korea Utara sedang memulihkan fasilitas peluncuran rudal balistik yang telah dirobohkannya. Laporan ini muncul kurang dari seminggu setelah Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal menyegel kesepakatan dalam pertemuan di Vietnam.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap sebagaimana dikutip Japan Times Selasa 5 Maret 2019 melaporkan, laporan oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) menyebutkan Korea Utara tampaknya meletakkan kembali atap dan pintu di fasilitas Dongchang-ri). Situs yang terletak di Provinsi Pyongan Utara tersebut dikatakan sebagai tempat uji coba mesin dan fasilitas peluncuran rudal untuk rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar cair.
Tahun lalu, Pyongyang mengumumkan bahwa situs yang dikenal dengan setidaknya dua nama lain, Tongchang-ri dan Sohae, telah sepenuhnya dihancurkan.
NIS, yang mengumumkan berita tak terduga selama briefing ke komite intelijen Majelis Nasional, lebih lanjut mengatakan “informasi Amerika sama dengan kita.”
Laporan oleh agen mata-mata Korea Selatan mengkonfirmasi, bahwa akhir tahun lalu Pyongyang menghentikan operasi reaktor 5 megawatt di kompleks nuklir andalannya di Yongbyon, utara Pyongyang, “tanpa ada tanda-tanda kegiatan pemrosesan ulang di sana.”
Badan ini juga mengatakan terowongan bawah tanah dari situs uji coba nuklir Korea Utara di Punggye-ri tetap tertutup dan tidak dijaga sejak Pyongyang menghancurkannya pada Mei tahun lalu.
Trump dan Kim bertemu pada pertemuan puncak bersejarah untuk pertama kalinya pada Juni 2018 di Singapura, di mana mereka sepakat untuk bekerja menuju denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, diplomasi berikutnya antara kedua belah pihak membuat sedikit kemajuan, terutama karena Amerika menolak untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan.
Sejauh ini, Pyongyang telah mengambil beberapa langkah menangguhkan uji coba rudal dan nuklir, menghancurkan setidaknya satu lokasi uji coba nuklir, dan menyetujui untuk mengizinkan para pengawas internasional ke dalam fasilitas pengujian mesin rudal.
Amerika, bagaimanapun, telah bersikeras bahwa sanksi terhadap Korea Utara harus tetap ada sampai Korea Utara sepenuhnya membongkar program nuklirnya. KTT kedua antara kedua pemimpin diadakan di ibukota Vietnam, Hanoi, pada 28 Februari dengan harapan mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea dan menghapus sanksi keras Amerika tetapi Trump tiba-tiba meninggalkan pembicaraan dan mengadakan konferensi pers tak lama kemudian.