Ratusan siswa pilot militer Inggris harus menunggu lama untuk bisa terbang karena kurangnya pesawat. Akibatnya waktu latihan pun molor sangat lama.
Sebanyak 350 pilot, termasuk helikopter dan pilot jet cepat, sedang menunggu untuk terbang karena kekurangan pesawat dan instruktur.
Sebagiamana dilaporkan BBC pelatihan yang seharusnya memakan waktu tiga tahun kini harus selesai hingga enam atau tujuh, dengan pilot peserta pelatihan menghabiskan waktu mereka melakukan pekerjaan kantor daripada terbang.
Kementrian Pertahanan Inggris mengatakan ada cukup banyak awak pesawat terlatih untuk kebutuhan garis depan saat ini. Program pelatihan yang disebut sebagai Military Flying Training System (MFTS) ini diserahkan ke swasta yakni pada Ascent, kemitraan antara Babcock International dan Lockheed Martin. “Ini adalah kontrak besar dan pada dasarnya gagal,” kata satu sumber kepada BBC.
“Ada begitu banyak elemen yang tidak berfungsi. Itu tidak adil bagi pilot muda peserta pelatihan. Mereka melakukan pelatihan petugas awal dan kemudian semuanya berhenti selama setidaknya beberapa tahun.”
Program File on 4 BBC melalui permintaan Kebebasan Informasi mendapatkan data yang menunjukkan dalam satu tahun jumlah peserta pelatihan yang menunggu untuk memulai terbang pertama mereka yakni pelatihan terbang dasar, telah lebih dari dua kali lipat yakni dari 85 pada Februari 2018 hingga 190 pada Januari tahun ini. Pada musim panas 2016, hanya ada 11 orang yang menunggu.
Kini sebanyak 350 peserta pelatihan pilot baik pilot jet cepat atau helikopter jumlah mencapai 350, dua kali lipat lebih dari tahun lalu.
Angka-angka itu juga menunjukkan perkiraan waktu untuk pilot jet RAF untuk menyelesaikan program MFTS sekarang menjadi tujuh setengah tahun.
Beberapa masalah berasal dari Tinjauan Pertahanan Strategis 2015 yang membawa rencana baru untuk meningkatkan kapasitas militer, dan permintaan terkait untuk lebih banyak awak pesawat. Tetapi sumber mengatakan ada kekurangan pesawat untuk pilot dilatih, dan instruktur untuk melatih mereka. Beberapa pesawat baru membutuhkan modifikasi mahal sebelum mereka bisa terbang.
Sumber, yang ingin tetap anonim, mengklaim bahwa jet pelatih yang dibeli dari Amerika untuk pelatihan di RAF Valley di pulau Anglesey tidak dapat diterbangkan di atas permukaan air, sementara jet Hawk T1 dari tahun 1970-an sedang dirancang untuk mengisi celah dalam pelatihan.
Beberapa mantan perwira seperti Matt Kitson memilih meninggalkan angkatan bersenjata daripada menunggu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pelatihan mereka dan mendapatkan pesawat mereka.
“Bagian yang paling membuat frustrasi adalah dikirim ke skuadron tanpa tanggal pasti kapan Anda akan mulai,” katanya.
“Katanya ‘oh, itu akan dalam enam bulan’, maka enam bulan menjadi mungkin sembilan bulan dan kemudian itu menjadi satu tahun. Jadi tanpa tanggal yang ditentukan kamu punya banyak orang yang bermotivasi tinggi. Itu membuat frustrasi.”
Setelah menghabiskan dua tahun di pekerjaan seperti menjadi penasihat karier, ia meninggalkan karier militernya sendiri untuk menjadi pilot maskapai penerbangan komersial.
Anggota Parlemen Konservatif Dr Julian Lewis, ketua Komite Pertahanan Commons, mengatakan ia akan menulis surat kepada Menteri Pertahanan Gavin Williamson untuk meminta penjelasan sehubungan dengan temuan-temuan BBC tersebut.
“Gagasan bahwa seseorang mungkin menunggu sampai akhir 20-an sampai mereka lulus sebagai pilot jet cepat RAF jelas konyol, tidak dapat diterima dan harus diselesaikan dengan cepat,” katanya.