Dilema Rp155 Triliun Israel, Apakah Pilih F-35 atau F-15
F-35 dan F-15 Israel

Dilema Rp155 Triliun Israel, Apakah Pilih F-35 atau F-15

Dalam beberapa bulan mendatang, Kepala Staf Israel Defense Force (IDF) Letnan Jendral Aviv Kochavi akan menghadapi salah satu keputusan paling penting yang pernah dibuat oleh pertahanan Israel.

Keputusan itu adalah bagaimana membelanjakan uang sebesar US$ 11 miliar  atau sekitar Rp 155 triliun untuk membeli lusinan pesawat canggih baru yang akan digunakan Angkatan Udara Israel selama beberapa dekade ke depan. Keputusan ini juga akan menentukan masa depan industri senjata Amerika.

Ini adalah salah rencana pengadaan senjata terbesar Israel yang akan menghabiskan hampir seperempat dari uang bantuan pertahanan Amerika dalam dekade mendatang.  Pembelian termasuk skuadron baru jet tempur, 5-7 pesawat pengisian bahan bakar di udara terbaru, dan helikopter transportasi untuk menggantikan helikopter Yasur (Sea Stallion) yang digunakan oleh angkatan udara selama empat dekade.

Semua ini akan disertai dengan investasi tambahan dalam sistem baru yang akan dipasang di pesawat, pengembangan peralatan khusus, operasi dan infrastruktur pemeliharaan, dll.

Sebagaimana dilaporkan Globe Isral Selasa 4 Maret 2019, keputusan Israel yang paling penting adalah memutuskan pilihan antara dua pesawat tempur: F-35 yang diproduksi oleh Lockheed Martin dan F-15 baru yang diproduksi oleh Boeing.  Lockheed Martin menawarkan Israel skuadron ketiga F-35, ditambah helikopter transportasi baru dan pesawat pengisian bahan bakar udara yang dibuat oleh perusahaan Eropa Airbus berdasarkan perjanjian kerja sama strategis antara kedua perusahaan.

Sementara Boeing menawarkan kepada Israel paket yang tidak kalah menarik: satu skuadron yang terdiri dari 25 pesawat F-15 baru, ditambah pesawat pengisian bahan bakar udara yang dikembangkan untuk Angkatan Udara Amerika dan helikopter transportasi canggih.

Israel telah melakukan tiga pembelian F-35 dalam satu dekade terakhir dengan total 50 pesawat seharga US$ 100-110 juta per pesawat. Israel akan memiliki dua skuadron F-35 pada tahun 2024. Lockheed Martin telah memasok pasukan udara dengan 14 jet tempur sejauh ini dengan tingkat pasokan direncanakan enam pesawat per tahun.

IDF dan Kementerian Pertahanan memperkirakan bahwa keputusan akhir akan dibuat pada musim panas ini. Sumber-sumber pertahanan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi tanda-tanda bahwa kecenderungan umum mendukung tawaran Boeing tetapi dengan tetap membeli F-35.Israel membutuhkan baik jet tempur siluman Lockheed Martin dan bomber tempur Boeing. Jika tidak ada kendala anggaran, angkatan udara mungkin akan memilih kedua-duanya.

Angkatan Udara Israel dianggap puas dengan kemampuan operasional yang ditunjukkan oleh pesawat tempur siluman yang digunakan dan diintegrasikan ke dalam sistemnya. Pada saat yang sama, kemampuan F-35 untuk mengangkut amunisi dalam jumlah besar lebih terbatas daripada F-15. Memperluas muatan amunisi F-35 berarti melepaskan kemampuan silumannya.

Boeing menawarkan F-15 IA, yang akan dikembangkan secara khusus untuk kebutuhan operasional angkatan udara Israel.  Pesawat ini memang tidak akan memiliki kemampuan siluman, tetapi dapat melakukan beberapa hal yang lebih baik daripada F-35. Misalnya, dapat membawa dua kali lipat jumlah berbagai jenis amunisi.

Kedua perusahaan Amerika memiliki minat besar untuk bisa memenangkan pasar Israel, bukan hanya karena uang.  Israel, yang melakukan banyak operasi dari berbagai jenis, dinilai sebagai ajang promosi bagus bagi senjata mereka.