Boeing telah meluncurkan jet tempur tak berawak yang dikembangkan di Australia dan dirancang untuk terbang bersama pesawat berawak dalam pertempuran. Pesawat ini memiliki panjang 11,6 meter dan jangkauan 3.704.
Prototipe pesawat tempur pertama ini dikembangkan di Australia dan menjadi yang pertama bagi negara Kanguru tersebut membuat jet tempur sejak Perang Dunia II. Program ini juga menjadi investasi terbesar Boeing dalam sistem tak berawak di luar Amerika Serikat, meskipun perusahaan tidak mengatakan secara rinci berapa investasi yang dikeluarkan.
Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne pada pameran udara internasional Australia di Avalon, Victoria Rabu 27 Februari 2019 pihaknya menginvestasikan 40 juta dolar Australia atau sekitar Rp 401 miliar dalam program pembangunan prototipe karena meyakni pesawat memiliki kemampuan tinggi dan juga berpeluang besar untuk diekspor.
“Kontraktor pertahanan semakin banyak berinvestasi dalam teknologi otonom ketika pasukan pertahanan di seluruh dunia mencari cara yang lebih murah dan lebih aman untuk memaksimalkan sumber daya mereka,” katanya.
Saingan Boeing seperti Lockheed Martin Corp dan Kratos Defense and Security Solutions Inc juga berinvestasi pada pesawat yang sama.
Shane Arnott, Direktur Phantom Works, mengatakan empat hingga enam dari pesawat baru, yang disebut Boeing airpower teaming system ini, dapat terbang berdampingan dengan F / A-18E / F super hornet. Phantom Works International merupakan lembaga di bawah Boeing yang bertugas mealkukan penelitian senjata dan prototipe Boeing,
“Untuk membawa komponen ekstra dan keuntungan dari kemampuan tak berawak, Anda dapat menerima tingkat risiko yang lebih tinggi,” katanya. “Lebih baik salah satu dari ini terkena pukulan daripada platform berawak.”

Selain melakukan seperti jet tempur, peran lain dari sistem Boeing termasuk perang elektronik, intelijen, pengawasan dan pengintaian bersama pesawat seperti P-8 Poseidon dan E-7 Wedgetail.
“Secara operasional sangat fleksibel, modular, multi-misi,” kata Kristin Robertson, Wakil Presiden dan General Manager Sistem Otonom Boeing.
Penerbangan pertama dari pesawat diharapkan pada tahun 2020, dengan Boeing dan pemerintah Australia menghasilkan konsep demonstran untuk membuka jalan bagi produksi penuh.
“Ini dirancang untuk menjadi platform yang lebih murah, perisai jika Anda suka, di sekitar platform yang lebih mahal, untuk melindungi prajurit kami yang mungkin menggunakan Poseidon atau Wedgetail atau F-35A,” kata Pyne sebagaimana dilaporkan The Guardian.