Setelah dituduh melindungi jalur pelarian ISIS dengan imbalan berton-ton emas, kini Amerika juga dilaporkan melindungi Abu Bakr Baghdadi, pemimpin tertinggi ISIS.
Hassan Salem, seorang anggota parlemen Irak, mengatakan bahwa pemimpin kelompok ISIS, Abu Bakr Baghdadi, melakukan perjalanan bebas melalui gurun Irak di provinsi Anbar di bawah perlindungan militer Amerika.
“Pemimpin ISIS Baghdadi berada di Gurun Barat di provinsi Anbar di bawah perlindungan militer Amerika. Ia melakukan perjalanan antara Irak dan Suriah yang dilindungi oleh Amerika Serikat”, kata Salem, seperti dikutip oleh kantor berita Lebanon El-Nashra Rabu 27 Februari 2019.
Anggota parlemen mencatat bahwa dukungan dari pemimpin ISIS diberikan dari pangkalan udara Ayn al-Asad, di mana pasukan Amerika dikerahkan. Salem juga menambahkan bahwa Amerika Serikat “mendukung Baghdadi karena kekhawatiran atas kemungkinan RUU tentang pengusiran pasukan Amerika dari Irak”.
Kematian Baghdadi telah dilaporkan beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, tetapi pemimpin kelompok militan tersebut selalu muncul. Pada Juni 2017, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Baghdadi bisa saja terbunuh sebagai akibat dari serangan Rusia pada 28 Mei 2017, di pinggiran selatan Raqqa. Namun pada bulan September 2017, dugaan rekaman audio Baghdadi muncul, menimbulkan keraguan baru apakah dia sudah benar-benar mati.
Sebelumnya pada bulan Februari, seorang anggota Aliansi Fatah mengatakan kepada Sputnik bahwa rancangan undang-undang yang menyerukan penarikan pasukan Amerika dari Irak dapat menjadi salah satu yang pertama yang diperdebatkan oleh parlemen nasional setelah masa reses.
Pada 3 Februari, Presiden Amerika Donald Trump mengatakan kepada CBS News dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat akan menjaga pasukannya di Irak agar dapat “mengawasi Iran”.
Menyusul pernyataan itu, Wakil Ketua Pertama Parlemen Irak Hassan Kaabi mengatakan bahwa badan legislatif bermaksud untuk menyusun undang-undang tentang penghentian perjanjian keamanan dengan Amerika Serikat, yang akan mengarah pada penarikan semua pasukan asing dari negara itu.
Presiden Irak Barham Salih juga mencatat bahwa Washington tidak meminta izin dari Baghdad untuk mengerahkan pasukan Amerika ke negara itu guna “mengawasi” Teheran.